Ibu Penjaga Sebuah Kota

25 Januari 2018 13:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sabtu (31/12), selepas apel sore, Polres Cianjur ramai oleh para petugas yang mempersiapkan pengamanan malam tahun baru. Mendung mulai menyergap langit. Polisi mulai dari satuan lalu lintas hingga satuan antihuru-hara bergegas menempatkan diri menempati posnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Kapolres Cianjur, AKBP Soliyah, tampak sibuk di dekat pintu masuk gedung Polres. Berdiri di sebelahnya terdapat seorang perempuan personel TNI Angkatan Darat bernama Letkol CZI Hidayati, Komandan Kodim 0608 Cianjur. Keduanya sedang bersiap mengenakan rompi patroli berwarna hijau.
Sembari menggunakan sarung tangan motor, Soliyah menggerutu. “Saya justru naik motor matic itu kagok. Biasanya naik motor trail besar,” ucap Soliyah kepada kumparan (kumparan.com) yang berdiri mengamati di sebelahnya. Hidayati ikut menimpalinya. “Kami berdua biasa muter-muter naik trail.”
Soliyah tidak sedang berkelakar. Postur tubuhnya tinggi 175 cm terasa wajar untuk menaiki motor trail. “Ayo berangkat, keburu hujan di Puncak,” ajaknya sembari mulai menyalakan mesin motornya.
Ia kemudian menggeber motornya ke sisi pintu keluar Polres. Di sana, telah menunggu puluhan personel yang telah bersiap dengan motor masing-masing. “Kami nanti di atas akan mengadakan aksi simpatik. Memberi bingkisan buat mereka yang merayakan tahun baru di Puncak. Sambil memonitor keamanan,” ungkap Soliyah.
AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Sirene mulai berbunyi. Motor skutik yang dikendarai Soliyah dan Hidayati berada di posisi terdepan, diikuti konvoi 25 motor polisi. Rombongan yang didominasi Polisi Wanita membelah keramaian Jalan Cipanas, Kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur.
ADVERTISEMENT
Keduanya adalah pemimpin tertinggi Polri dan TNI di Kabupaten Cianjur. Pundak kedua perempuan ini tersemat pangkat melati dua dengan balok warna merah. Artinya, mereka adalah perwira menengah yang memiliki tanggung jawab di wilayah serta personel. Tidak sembarang anggota POLRI atau TNI yang mampu mencapai pangkat dan tanggung jawab wilayah seperti AKBP Soliyah dan Letkol Hidayati.
AKBP Soliyah baru tiga minggu ditugaskan sebagai Kapolres Cianjur. Ia adalah satu dari lima perempuan yang memegang jabatan Kapolres di antara 400 lebih satuan wilayah setingkat Kota atau Kabupaten. Jabatan yang diemban AKBP Soliyah memiliki tanggung jawab besar.
Sementara Letkol CZI Hidayati adalah perempuan pertama yang menggenggam jabatan sebagai Kodim di kesatuan teritorial TNI Angkatan Darat. Letkol Hidayati besar di Korps Zeni, salah satu kecabangan TNI AD yang bertugas mengurusi fungsi teknis militer. Di bawahnya, terdapat 400 personel TNI AD beserta persenjataan lengkap.
ADVERTISEMENT
Meski dari institusi berbeda, keduanya memiliki tugas pokok yang sama: menjaga keamanan dan ketertiban Kabupaten Cianjur. Personel, kewenangan hukum, persenjataan, dan segala kekuatan di tangan AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati harus berjalan demi kepentingan masyarakat.
AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Pekerjaan yang garang tak membuat kedua perempuan ini memasang tampang seram. Sepanjang patroli, wajahnya sumringah dengan senyum tanpa henti.
Dengan kelembutan semacam itu, mereka tak kehilangan kharisma sebagai seorang pemimpin. Pos-pos pengamanan yang tersebar di beberapa titik tampak melayangkan hormat ketika rombongan Ibu Kapolres dan Ibu Dandim melintas.
Rombongan kemudian berhenti di Pos 1 yang berlokasi di Puncak Pass. Pos polisi tersebut berlokasi di sebuah parkiran rest area yang berlokasi di persimpangan jalan. Ibu Kapolres kemudian memerintahkan anggotanya agar beberapa pengendara diarahkan ke parkiran.
ADVERTISEMENT
Ia tidak sedang mengadakan razia kendaraan bermotor. Setiap motor yang diminta mampir disambut dengan ramah. Bahkan, keramahan juga berlaku bagi pengendara yang tidak memenuhi standar keamanan lalu lintas.
AKBP Soliyah (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Setiap pengendara diberi bingkisan berupa makanan dan minuman ringan. Ibu Kapolres dan Ibu Dandim menyapa pengendara satu demi satu. Ibu Dandim yang sebenarnya sedang tidak menjalankan tugas pokok TNI AD, begitu antusias menyapa para pengendara.
“Ini bingkisannya, Bapak. Hati-hati di jalan, ya. Tetap jaga keselamatan. Pulangnya nanti hati-hati,” ucap Komandan Kodim 0608 yang menjabat sejak Agustus 2017.
Kegiatan aksi simpatik kemudian berlanjut di simpang Cikoto. Rombongan berhenti mengunjungi segerombolan anak muda yang berkumpul di sisi jalan.
Anak-anak berusia tanggung yang berkerumun di sebuah vila sempat berusaha menghindar. Namun, ekspresi ramah yang ditunjukkan Soliyah dan Hidayati serta para anggota mengubah suasana lebih cair.
ADVERTISEMENT
Soliyah kemudian mengimbau para muda-mudi ini untuk menjaga ketertiban. “Pada tidak bawa minuman keras kan? Jangan ya. Nanti pulang hati-hati,” ujarnya.
Patroli simpatik berhenti kala maghrib mulai menyergap langit kawasan Puncak. Jalanan mulai padat oleh para wisatawan yang ingin merayakan tahun baru. Polisi mulai memberlakukan penutupan jalur guna mengurangi kepadatan lalu lintas.
AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Kisah duet dua perempuan memang baru dimulai tepatnya sejak Soliyah diangkat sebagai Kapolres Cianjur 7 Desember 2017. Meski pada dasarnya keduanya tidak mempermasalahkan siapa yang menjabat Kapolres atau Kodim, sesama perempuan membuat sekat-sekat interaksi dengan mudah melebur.
Baru tiga minggu bertemu, keduanya tampak seperti sahabat dekat. Percakapan keduanya terkesan cair menyelingi tanggung jawab besar berada di pundak mereka. Keduanya tidak melulu berbincang mengenai tugas harian. Bahkan ketika salah satu merasa make-up di wajahya mulai luntur, mereka saling meminjamkan peralatan rias.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang baik menjadi kunci soliditas TNI dan Polri dalam menjalankan tugasnya. Soliyah dan Hidayati mengaku keduanya seakan tidak membangun jarak meski berasal dari institusi dan peran yang berbeda. Keduanya saling mendukung tugas masing-masing.
“Bergerak di bidang teritorial itu bersentuhan dengan masyarakat, bersentuhan instansi pemerintah lainnya, bersentuhan dengan TNI Polri. Sehingga, di sini membutuhkan interaksi dan bagaimana kita berkoordinasi dengan baik,” ujar Hidayati.
AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Tupoksi keamanan dan ketertiban masyarakat memang lebih banyak diperankan oleh Soliyah dan jajarannya di Polres Cianjur. Namun, keduanya saling menopang satu sama lain dalam menjalankan fungsi tugasnya. Seperti contoh ketika Soliyah disibukkan oleh pengamanan malam tahun baru, Hidayati hadir.
Kabupaten Cianjur yang memiliki luas 3.840 km2 dan penduduk sebanyak 2,3 juta memang tidak memiliki masalah serius di bidang keamanan. Akan tetapi, Cianjur memiliki kawasan Puncak sebagai destinasi wisata masyarakat Jakarta dan Bandung. Keramaian di Puncak dapat menjadi sumber masalah lalu lintas serta kriminalitas.
ADVERTISEMENT
Selain kemacetan pada saat musim liburan, kriminalitas di kawasan Puncak seperti miras dan prostitusi menjadi perhatian. Polres Cianjur mengaku tidak akan mentolerir praktik-praktik pelanggaran hukum.
Namun Soliyah mengaku pemberantasan kriminalitas tidak hanya dilakukan lewat tindakan-tindakan pendisiplinan yang koersif. “Kita harus lihat secara menyeluruh. Ada faktor sosial dan ekonomi yang terjadi,” ucap dia.
Sebagaimana ia contohkan dalam aksi simpatik menjelang malam tahun baru, peran penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat tidak selalu mengandalkan hukuman. Aktivitas malam itu digelar guna menghindari kejadian kecelakaan lalu lintas di kawasan Puncak yang padat. Sapaan yang ramah serta bingkisan ucapan selamat tahun baru menjadi semacam senjata untuk menciptakan situasi yang kondusif.
“Menumbuhkan trust building masyarakat kepada Polri dengan pendekatan yang persuasif dan simpatik,” ujar Soliyah.
AKBP Soliyah dan Letkol CZI Hidayati (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT