news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Idrus Ditunjuk Jadi Mensos Bagian dari Deal Politik Usai Kisruh Golkar

17 Januari 2018 9:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Idrus Marham di Mukernas Kosgoro (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Idrus Marham di Mukernas Kosgoro (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menjatuhkan pilihan kepada Sekjen Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial untuk menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Nama Idrus baru berhembus sebagai calon Mensos pengganti Khofifah setelah Golkar mengalami kisruh internal terkait pergantian ketua umum, dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, nama Yenny Wahidlah yang disebut-sebut akan menggantikan Khofifah sebagai mensos. Sejumlah sumber menyebut Yenny cocok menggantikan Khofifah karena memiliki karakteristik yang sama dengan Ketua Muslimat NU tersebut. Yenny adalah tokoh perempuan yang berlatar belakang NU dengan rekam jejak dan pengalaman yang sudah teruji.
Namun, setelah ada pergantian ketum Golkar, justru nama Idrus Marham yang kencang berhembus menjadi Mensos. Sejumlah sumber menyebut, pemilihan Idrus lebih kepada alasan konsolidasi politik. Seperti diketahui, Idrus Marham merupakan salah satu loyalis Novanto yang terus menerus pasang badan untuk Novanto saat muncul desakan pergantian ketum di tubuh Golkar.
Idrus juga menjadi sosok yang menjadi "eksekutor" Novanto yang menolak untuk dicopot dari posisi Ketua DPR dan Ketum Golkar meski waktu itu status Novanto sudah menjadi tersangka. Idrus mengirimkan surat Novanto yang ditulis tangan sendiri ke pimpinan DPR dan rapat pleno Golkar. Dengan adanya surat itu, skenario munaslub gagal. Idrus menjadi Plt Ketum, menggantikan Novanto.
ADVERTISEMENT
Saat Novanto sudah menjadi terdakwa, munaslub sudah tak lagi terhindarkan. Untuk memastikan pengaruhnya tetap ada di Golkar, Novanto meminta Idrus untuk maju menjadi salah satu kandidat ketum, berhadapan dengan Airlangga. Namun, belakangan Idrus mundur menjadi kandidat ketum.
Airlangga saat itu memang sudah mendapat restu dan dukungan Jokowi dan Jusuf Kalla untuk menjadi orang nomor satu di Golkar. Beberapa sumber di internal Golkar menyebut Istana turut camput dalam meredam manuver Novanto dan Idrus untuk merebut pucuk pimpinan Golkar. Tak bisa dipungkiri, Novanto dan Idrus memang masih punya "amunisi" yang kuat di Golkar.
Aburizal Bakrie bersama Idrus Marham (Foto: Fanny Wardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aburizal Bakrie bersama Idrus Marham (Foto: Fanny Wardhani/kumparan)
"Namun, Bang Idrus akhirnya mau. Ia mundur menjadi calon ketum dan memang masuk kabinet," ujar seorang sumber kepada kumparan (kumparan.com).
ADVERTISEMENT
Istana berkali-kali menegaskan tidak ada intervensi terhadap kisruh Golkar. Hari ini, Airlangga menegaskan pemilihan Idrus tak ada kaitannya dengan konsolidasi politik. Menurut dia, pemilihan Idrus sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden.
"Ini prerogatif Presiden. Tentu luar biasa bahkan diberikan kepercayaan oleh Pak Presiden kepada kader Partai Golkar," ujar Airlangga di Istana Negara, Rabu (17/1).
Airlangga menyebut Idrus merupakan salah satu kader terbaik Golkar dan ia berharap bisa memberikan kontribusi terbaik bagi Kabinet Kerja.