Imbas Pengeroyokan Ormas di Medan, IPK Minta Anggotanya Percaya Polisi

4 Februari 2019 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratusan kader IPK berkumpul di depan kantor IPK Medan saat akan mengelar konferensi pers, di Jalan Burjamhal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (4/2). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan kader IPK berkumpul di depan kantor IPK Medan saat akan mengelar konferensi pers, di Jalan Burjamhal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (4/2). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Medan Thomas Purba, meminta kepada seluruh anggota organisasinya menahan diri pasca-bentrok dengan organisasi kepemudaan lain yang menyebabkan meninggalnya Jarisman Saragih, pada Sabtu (2/1). Jarisman merupakan anggota IPK.
ADVERTISEMENT
Jarisman meninggal karena bentrok di Desa Sempali, Kecamatan Pei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara. "Kepada seluruh kader IPK, meminta untuk menahan diri sepanjang aparat kepolisian bertindak maksimal dan segera mendapatkan pelakunya," kata Thomas di Medan, Senin (4/2). Thomas mengatakan sejauh ini organisasinya percaya polisi akan menangkap pelaku yang mengeroyok Jarisman hingga tewas. "Kalau tidak didapatkan, kita yang akan mencari," kata dia. Thomas mengisahkan kejadian itu bermula saat rombongan IPK hendak pulang usai menghadiri acara pelantikan pengurus di Lapangan Gajahmada, Jalan Gunung Krakatau, Medan Timur. Menurut Thomas, saat itu rombongan anggota IPK menggunakan tiga kendaraan angkutan umum.
Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK), Thomas Purba, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, Senin (4/2). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Ketika sedang melintas di Jalan Cemara, Medan Timur, Kota Medan, rombongan IPK dicegat oleh 50 orang anggota organisasi pemuda lain . Menurut Thomas, sopir angkutan umum yang membawa Jarisman kaget atas pencegatan itu. Mobil yang dikemudikannya oleng dan membuat Jarisman terjatuh. "Mungkin karena sopir angkot tidak fokus sehingga dia (Jarisman) jatuh dan dianiaya hingga tewas," ujar dia. "Tidak ada sama sekai perlawanan, karena kami murni hanya melintasi jalan". Thomas mengatakan pada peristiwa itu ada dua anggotanya yang menjadi korban penganiayaan selain Jarisman. Satu anggotanya kritis dan masih dirawat di rumah sakit setempat. "Satu kritis dan satu lagi meninggal dunia dengan luka bekas softgun dan panah, kami tidak pernah takut dengan semua itu," ujar dia. "Hanya saja saya kira ini tindakan yang sudah berulang kali". Thomas berharap institusi kepolisian mencari aktor di belakang peristiwa yang menyebabkan anggotanya itu tewas. Dia juga berharap kasus ini tidak dipolitisir dan membuat Medan gaduh. "Kepada Kapolda (Sumatera Utara) jangan takut akan itu. IPK khususnya dan seluruh warga Kota Medan umumnya, agar masalah ini dituntaskan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada yang kebal hukum. Kita minta jangan ada elit politik yang membackup hal ini. Saya kira itu saja".