Imbauan NU-Muhammadiyah: Mengawal Pancasila hingga Perangi Hoaks

23 Maret 2018 17:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Said Aqil Siradj, ketua PBNU (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Said Aqil Siradj, ketua PBNU (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir menyambangi kantor PBNU untuk bersilaturahmi dengan Ketum PBNU Said Aqil. Dalam kesempatan itu, kedua ulama ini mencetuskan pernyataan bersama NU-Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
"Kami sebagai bagian umat agama melakukan tiga hal, serukan tolong menolong lewat sedekah, rekonsiliasi, dan yang nomor tiga ini paling berat, membangun masyarakat solid. Kemiskinan bisa selesai, tapi membangun masyarakat solid sepertinya susah," ujar Said Aqil di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3).
Pernyataan Said Aqil tersebut kemudian disambung oleh Haedar yang menyebutkan NU-Muhammdiyah siap mengawal dan mengokohkan Pancasila sebagai pedoman berbangsa. Apalagi, Indonesia memiliki keberagaman yang harus dijaga
"NU-Muhammadiyah mengawal, mengokohkan konsensus pendiri bangsa Pancasila. Indonesia punya keragaman etnis harus dijaga. Proaktif melakukan ikhtiar kualitas hidup warga dengan mengedepankan akhlakul karimah," tambah Haedar.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Ia juga menyoroti, memasuki tahun politik, jangan sampai ajang demokrasi justru menyebabkan perpecahan. Apalagi, demokrasi seharusnya diartikan sebagai cara sebuah bangsa membuat sebuah perubahan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Perbedaan jangan sampai jadi sumber perpecahan. Demokrasi tak sekedar jadi kerelaan hati, perbedaan pendapat. Demokrasi membutuhkan kesabaran, ketelitian, cinta kasih sesama," ujar Haedar.
NU-Muhammadiyah juga menyerukan kepada pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Hal tersebut, perlu dilakukan agar kesenjangan ekonomi di Indonesia bisa segera teratasi.
"Mengimbau seluruh warga NU-Muhammadiyah bangun suasana kondusif di tengah era sosmed yang membutuhkan kehati-hatian yang lebih mengingat bertebaran hoaks ujaran kebencian. Kami menghadirkan narasi mencerahkan lewat literasi digital, mewujudkan masyarakat berakhlakul karimah," tandasnya.