news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Impian Murid di Sekolah Tapal Batas Sebatik: Bertemu Jokowi

6 November 2018 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diplomat Muda peserta Sesdilu ke-62 di Sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diplomat Muda peserta Sesdilu ke-62 di Sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Para murid di Sekolah Tapal Batas Sebatik, Kalimantan Utara, tampak riang ketika rombongan diplomat muda peserta Diklat Sesdilu (Sekolah Dinas Luar Negeri) ke-62 berkunjung, Selasa (6/11).
ADVERTISEMENT
Di sekolah yang berdiri sejak 2017 itu anak-anak TKI memupuk mimpi. Salah satu mimpi anak-anak Sekolah Tapal Batas adalah bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia.
“Kalau bisa Bapak Presiden (Jokowi) melihat langsung apa yang ada di sini (Sekolah Tapal Batas). Anak-anak di sini sudah kangen mau bertemu dengan Pak Jokowi,” ujar pendiri Sekolah Tapal Batas, Suraidah, di Sebatik, Selasa (6/11).
Suraidah, inisiator Sekolah Tapal Batas di Sebatik. (Foto: M Fadri Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suraidah, inisiator Sekolah Tapal Batas di Sebatik. (Foto: M Fadri Rizal/kumparan)
Dari tangan dingin perempuan yang kini berusia 60 tahun itu, Sekolah Tapal Batas berdiri. Di Sekolah Tapal Batas anak-anak di ujung negeri ini memupuk mimpi. Kini mereka tak lagi hanya bermimpi untuk jadi tentara Malaysia atau yang dikenal dengan sebutan Kombat.
“Kalau dulu cita-cita anak-anak itu hanya menjadi Kombat saja. Alhamdulillah saat ini sudah bervariasi. Ada menjadi pilot, dokter ada juga yang jadi pemadam kebakaran,” imbuh Suraidah.
Suasana anak-anak di sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana anak-anak di sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
Sulitnya merawat Sekolah Tapal Batas tak menyurutkan niat Suraidah. Baginya, mimpinya tak akan pupus. Sebab, Sekolah Tapal Batas adalah bentuk nyata dari pengabdiannya kepada Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tekad Suraidah mengabdi kepada bumi pertiwi itu muncul ketika dia beberapa kali mendapat beasiswa dari pemerintah.
“Kenapa saya tak bisa membantu negara? Saya PNS dan pemerintah sudah banyak membantu saya. Ketika orang tua saya tidak bisa menyekolahkan saya, saya dapat banyak beasiswa,” ujar Suraidah.
Suraidah menyebut, salah satu mimpi tertingginya adalah membuat Sekolah Tapal Batas hingga ke tingkat lebih tinggi. Ia ingin melihat anak-anak didiknya itu bisa berkembang lebih jauh lagi.
“Mimpi saya ke depannya, Sekolah Tapal Batas ini bisa ke tingkat universitas,” tutur Suraidah sambil tersenyum.
Diplomat Muda peserta Sesdilu ke-62 di Sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diplomat Muda peserta Sesdilu ke-62 di Sekolah Tapal Batas Sebatik, Selasa (6/11/2018). (Foto: M. Fadri Rizal/kumparan)
Di sekolah yang berjarak hanya beberapa kilometer dari garis batas Indonesia dan Malaysia itu, Suraidah dan puluhan anak negeri di Sebatik memang hidup terpinggirkan. Namun bagi mereka hidup terpinggirkan bukanlah pilihan.
ADVERTISEMENT
Kunjungan para diplomat muda ke Sekolah Tapal Batas itu adalah rangkaian dari acara ‘Community Service In Tarakan, Nunukan, Sebatik and Tawau’ yang akan berlangsung sejak Senin (5/11) hingga Kamis (8/11). Acara tersebut merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan PT Pertamina EP.