news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indef: Transportasi Online Tingkatkan Pendapatan Driver hingga 50%

5 Juni 2018 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Tuyul, Ojek Fiktif dan Transportasi Online (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Tuyul, Ojek Fiktif dan Transportasi Online (Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei yang dirilis Institute for Development of Economics and Finance (Indef), serapan tenaga kerja di sektor transportasi online semakin meningkat di banding sektor lain. Sektor itu, disebut bisa menaikkan pendapatan seseorang dari Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Pengamat ekonomi Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyebut dari 516 driver online yang menjadi responden, 46,5 persen mengaku memiliki pendapatan di bawah Rp 2,5 juga per bulan sebelum bergabung di sektor transportasi online.
"Setelah jadi mitra driver online, itu rata-rata pendapatan dari penumpang itu Rp 2,5 juta sampai Rp 3,5 juta per bulannya. Ditambah bonus per bulan rata-rata Rp 1 juta, dari intensif yang dibayarkan oleh perusahaan aplikasi, rata-rata tadinya Rp 2,5 juta sekarang bisa jadi Rp 4,5 juta per bulan," kata Bhima di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (5/6).
Lebih rinci, untuk driver ojek online bisa meraup sekitar Rp 3 juta per bulan hanya dari penumpang, sedangkan untuk pengemudi taksi online bisa menghasilkan Rp 4,5 juta perbulan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penyerapan tenaga kerja di sektor transportasi online juga mengalami kenaikan 8,5 persen pada kwartal pertama tahun 2018. Hal ini, memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan, dan bisa meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Transportasi salah satu penyelamat dari perekonomian itu sangat benar, karena kalau kita cek pertumbhan ekonomi dalam kurun waktu tiga tahun ini, hanya sekitar 5 persen," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Bhima, tindakan-tindakan kecurangan dan penipuan yang dilakukan oleh oknum, seperti melalui order fiktif dan penggunaan aplikasi 'tuyul' dapat merusak perusahaan, dan merugikan pengguna jasa serta pengemudi.
"Selain membantu perekonomian, tetapi juga menstimulus pendapatan per-orang, terutama di kota-kota besar. Sektor transportasi ini juga menjadi harapan baru bagi mereka yang ingin bekerja," pungkasnya.
ADVERTISEMENT