Indeks Persepsi Korupsi 2018: Poin Indonesia 38, Peringkat 89 dari 180

Wakil ketua KPK Laode M Syarif menjadi pembicara pada acara peluncuran Corruption Perceptions Index 2018 di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (29/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

Transparancy International merilis indeks persepsi korupsi (IPK) atau corruption perceptions Index (CPI) tahun 2018. Indonesia mendapat poin 38 dan menempati posisi 89 dari 180 negara. TI menggunakan skor 0 hingga 100 dengan artian 0 berarti sangat korup dan 100 berarti sangat bersih.

"Skor ini naik 1 poin dari CPI 2017 lalu serta naik 7 peringkat dari tahun 2017 lalu," ujar Manager Riset Transparency International Indonesia (TII), Wawan Sujatmiko, dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (29/1).

Negara lain yang mendapat skor yang sama dengan Indonesia ialah Bosnia Herzegovina, Sri Lanka, dan Swaziland yang sekarang berganti nama menjadi Eswantini.

Negara yang memiliki Indeks Persepsi Korupsi yang sama dengan Indonesia tahun 2018. (Foto: Dok. Transparency International)

Peringkat tertinggi negara dalam IPK adalah Denmark dengan skor 88. Disusul kemudian oleh Selandia Baru dan juga Finlandia. Singapura menjadi satu-satunya negara dari Asia yang masuk enam besar dengan skor 85.

"Sementara top 3 lowest CPI diduduki Yaman dan Korea Utara pada ranking 176 dengan skor 14, peringkat 178 diduduki Syria dan Sudan Selatan dengan 14 poin, serta Somalia dengan 10 poin," kata Wawan.

Indeks Persepsi Korupsi di ASEAN tahun 2018. (Foto: Dok. Transparency International)

Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi peringkat 4 dari total 11 negara. Indonesia masih di bawah Singapura, Brunei Darussalam, serta Malaysia. Brunei mendapat skor 63, sementara Malaysia meraih skor 47.

"Di Asean, Indonesia menempati peringkat ke-4. Pertama Singapura, Brunei, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja," imbuh Wawan.