India Buru Harimau Betina Pemangsa 13 Orang

Harimau (Foto: Pixabay)

Warga di Pandharkawada, India, tengah memburu seekor harimau betina yang disebut telah memangsa 13 orang dalam dua tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan, namun harimau berusia lima tahun itu lihai mengelak.

Dilansir The Independent, Minggu (9/9), masyarakat Pandharkawada rutin menggelar patroli setiap harinya. Mereka bahkan berencana untuk mengerahkan penembak jitu yang menunggangi enam gajah untuk menangkap harimau ganas itu.

Sebanyak 13 orang yang tewas diketahui diserang oleh seekor harimau itu. Hal ini ditemukan setelah dilakukan tes DNA, kamera perangkap, dan penyelidikan jejak kaki. Rupanya harimau itu ketagihan memangsa manusia setelah tahu rasanya.

Para ahli berpendapat serangan seekor harimau terhadap 13 orang merupakan hal yang tidak biasa. Mereka menduga, hal ini terjadi karena adanya persaingan wilayah antara manusia dan binatang buas tersebut.

Peristiwa ini telah mendorong politisi India untuk melegalkan izin penembakan terhadap harimau tersebut. Namun, hal ini ditahan oleh upaya aktivis satwa liar di mahkamah agung.

K M Abharna, salah satu petugas kehutanan di Pandharkawada mengaku, saat ini sudah ada tekanan dari berbagai pihak terhadapnya untuk membunuh harimau tersebut.

"Saya tidak ingin membunuh binatang cantik ini. Tapi sudah banyak sekali tekanan politik dan tekanan dari publik akan hal ini," tuturnya.

India sendiri sebenarnya terbilang berhasil dalam urusan konservasi satwa liar. Kebijakan ketat mereka mampu meningkatkan jumlah harimau yang bertahan hidup dari 1.411 hingga 2.500 dalam kurun waktu 12 tahun.

Namun, hal itu sebanding dengan meningkatnya jumlah populasi manusia di negara tersebut. Hal itu menyebabkan munculnya persaingan tempat hidup di antara manusia dan harimau di alam liar.

Situasi diperparah dengan larangan menjagal sapi yang dianggap hewan suci di India. Akibatnya sapi beranak pinak di permukiman warga, memancing harimau keluar dari hutan untuk memangsanya.

"Ketika harimau keluar, dia melihat banyak sekali ternak," kata Bilal profesor ekologi dan ahli harimau. Jadi, kata Bilal, harimau enggan kembali ke hutan dan bercokol di permukiman yang banyak mangsa.