Indo Barometer Prediksi Capres 2024: Anies, AHY, hingga Ridwan Kamil

13 April 2019 15:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik Indo Barometer, M Qodari Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Indo Barometer memprediksi peta persaingan untuk Pilpres 2024 mendatang. Diprediksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan mencalonkan diri di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indo Barometer Qodari mengatakan, ada dua faktor yang menjadi kunci pencalonan presiden di 2024. Yakni, pemilik partai politik dan elektabilitas calon yang tinggi.
"Kunci pemilik partai ada di tangan 3 orang, pertama Megawati (PDIP), kedua Prabowo (Gerindra), ketiga SBY (Demokrat). Jika Megawati tidak maju maka dari PDIP ada nama Puan Maharani dan Prananda Prabowo," kata Qodari di Hotel Harris Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4).
"Jika Prabowo tidak maju maka ada nama Sandiaga Uno dan Fadli Zon, sedangkan dari Demokrat tentu saja ada Agus Harimurti Yudhoyono," imbuhnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di peresmian Stasiun ASEAN MRT, Jakarta, Rabu (10/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Qodari menilai Anies dianggap mewakili kelompok Islam modern karena pernah aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) saat masih kuliah di UGM. Kemudian, sosok Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Tingkat popularitas Anies bisa terkontrol dengan banyaknya media yang terkonsentrasi di Jakarta. Anies dinilai mampu mengikuti jejak Presiden Jokowi membangun elektabilitas di tingkat nasional saat menjadi Gubernur DKI dalam waktu 2 tahun," ucap Qodari.
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
Sementara AHY, Qodari memprediksi sangat dimungkinkan maju menjadi capres dari pihak poros ketiga. Karena Pileg 2019 diprediksi akan dimenangkan oleh PDIP disusul Gerindra.
"Skenario pertama, hanya ada dua pasangan capres, yakni koalisi pasangan capres yang dipimpin PDIP kembali bertarung dengan koalisi pasangan calon yang dipimpin partai Gerindra. Sementara Partai papan tengah akan terbelah masuk mendukung gerbong koalisi PDIP atau Gerindra," jelas Qodari.
"Namun tidak menutup kemungkinan peluang terbentuknya poros ketiga. Poros pertama dipimpin PDIP, poros kedua dipimpin Gerindra, poros ketiga dipimpin SBY," lanjut Qodari.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Rabu (13/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Terakhir, Qodari melihat Ridwan Kamil bisa menjadi 'kuda hitam' di Pilpres 2019. Ia melihat Ridwan Kamil mempunyai kelebihan lain sebagai seorang pemimpin daerah dibandingkan dengan pemimpin lainnya.
ADVERTISEMENT
"Ia adalah kepala daerah paling aktif di media komunikasi jaman now, yakni medsos," beber Qodari.
Anies, AHY dan Ridwan Kamil. Foto: Moh Fajri/Paulina Herasmanindar/Garin Gustavian/kumparan
Meski demikian, Qodari mengatakan, langkah Ridwan Kamil maju di pilpres sangat berat. Karena hingga saat ini, belum ada tokoh asal Jawa Barat yang pernah menduduki jabatan puncak sebagai presiden atau wakil presiden.
"Syaratnya Ridwan Kamil harus sangat sukses membangun Jabar agar namanya harum di tingkat nasional. Akankah Ridwan Kamil menjadi Presiden RI pertama dari Jawa Barat? Kita tunggu 2024," tutup Qodari.
------------------------------------
kumparan akan menayangkan live streaming debat terakhir Pilpres 2019 pada Sabtu (13/4). Live streaming debat dengan tema ‘Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi serta Perdagangan dan Industri’ dapat disaksikan di semua platform kumparan atau melalui channel Youtube kumparan.
Poster Pemilu 2019. Foto: kumparan