Indonesia Dorong Penyelesaian Konflik di Suriah Lewat Jalur Damai

14 April 2018 18:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keadaan Suriah (Foto:  dok : Flickr / Kabul Kavalera)
zoom-in-whitePerbesar
Keadaan Suriah (Foto: dok : Flickr / Kabul Kavalera)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik di Suriah terus memanas. Pasukan gabungan antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis akhirnya meluncurkan serangan via udara ke Suriah. Serangan ini adalah respons sekutu atas kasus serangan senjata kimia, yang diduga dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, Pemerintah Indonesia mengaku prihatin dengan kondisi terkini di Suriah. Indonesia mengimbau kepada semua pihak untuk dapat mencegah semakin memburuknya kondisi di Suriah, usai serangan balik tersebut.
"Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Suriah. Indonesia mengimbau agar semua pihak menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi memburuknya situasi di Suriah," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/4).
"Minggu lalu, Indonesia menyampaikan kecaman keras penggunaan senjata kimia di Suriah oleh pihak manapun," imbuhnya.
Menlu Retno L.P. Marsudi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno L.P. Marsudi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Retno mengatakan, Indonesia menegaskan kepada semuah pihak untuk menghormati Piagam PBB tentang keamanan dan perdamaian internasional. Indonesia juga meminta semua pihak untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak yang harus diprioritaskan.
ADVERTISEMENT
"Indonesia mendorong penyelesaian konflik di Suriah secara komprehensif melalui negosiasi dan cara-cara damai," pungkasnya.
Pertahanan Suriah menyerang balik pasukan AS. (Foto: TV SYRIA melalui Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pertahanan Suriah menyerang balik pasukan AS. (Foto: TV SYRIA melalui Reuters)
Serangan sekutu kepada Suriah tersebut merupakan perintah dari Presiden AS Donald Trump, Sabtu (14/4). Trump menargetkan sasaran serangan ke fasilitas senjata kimia milik Suriah. Trump mengatakan dia siap melawan siapapun yang menggunakan senjata kimia.
Selain itu, serangan ini juga menargetkan distrik Barzah. Distrik tersebut disinyalir sebagai pusat penelitian senjata kimia Suriah.