news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indonesia - Inggris Kerja Sama Penelitian Kebencanaan Senilai Rp 31 M

7 Februari 2019 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers kerja sama Kemenrisdikti dengan Inggris pada penelitian kebencanaan, di hadiri oleh Menristekdikti Mohammad Nasir (ketiga dari kiri) dan Dubes Inggris Moazzam Malik (ketiga dari kanan) di Kemenristekdikti, Jakarta Pusat. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers kerja sama Kemenrisdikti dengan Inggris pada penelitian kebencanaan, di hadiri oleh Menristekdikti Mohammad Nasir (ketiga dari kiri) dan Dubes Inggris Moazzam Malik (ketiga dari kanan) di Kemenristekdikti, Jakarta Pusat. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris melakukan kerja sama dalam penelitian di bidang kebencanaan hidrometerologi. Kerja sama tersebut adalah penelitian bersama dalam tiga penelitian dan juga pendanaannya.
ADVERTISEMENT
Menristekdikti Mohammad Nasir menjelaskan penelitian ini dipilih dari 23 proposal yang masuk dan akan didanai secara penuh sebesar 1,7 juta poundsterling atau sekitar Rp 31 miliar selama tiga tahun.
“Proses pemilihan tiga penelitian yang didanai dilakukan dengan proses yang terbuka. 23 proposal yang masuk dipilih, 10 proposal yang lolos didiskusikan hingga akhirnya terpilih 3 proposal yang didanai bersama,” ujar Nasir di Kemenristekdikti, Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (7/2). Tiga penelitian tersebut adalah:
- Mitigating hydrometeorological hazard impacts through transboundary river management in the Ciliwung River basin, yang akan dilakukan oleh Harkunti Rahayu dari ITB dan Richard Haigh dari University of Huddersfield.
- Java Flood One yang dilakukan oleh Agus Mochamad Ramdhan dari ITB dan Simon Mathias dari Durham University
ADVERTISEMENT
- Extreme rainfall and its effect on flood risk in Indonesia yang dilakukan oleh Suroso dari Unsoed dari Chris Kilsby dari Newcastle University.
Tiga penelitian tersebut memang berfokus pada bencana hydrometeologi seperti banjir, nantinya penelitian ini akan menjadi dasar untuk penentuan kebijakan pemerintah dalam penangangan dan penanggulangan bencana serupa.
“Kalau ini penelitian besar akan mengangkut kebijakan. Riset yang dilakukan ini 3 tahun ke depan bisa dikeluarkan researcher kepada pemerintah,” ujar Nasir.
Konferensi pers kerja sama Kemenrisdikti dengan Inggris pada penelitian kebencanaan, di hadiri oleh Menristekdikti Mohammad Nasir (ketiga dari kiri) dan Dubes Inggris Moazzam Malik (ketiga dari kanan) di Kemenristekdikti, Jakarta Pusat. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
Dubes Inggris Moazzam Malik yang juga hadir dalam peluncuran penelitian ini menjelaskan pemerintah Inggris melalui Newton Fund akan melalukan kerja sama untuk penelitian dari 2015-2021 di Indonesia sebesar 18 juta poundsterling. Sebanyak 1,7 juta poundsterling di antaranya akan digunakan pada 3 penelitian ini.
ADVERTISEMENT
“Dana total sebesar 18 juta pounds dari 2015-2021. Jadi proyek ini sebesar 1,7 juta pound, kira-kira 10 persen total budgetnya. Saya kira ini simbol untuk komitmen kami untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi Indonesia. Saya kira ini sangat penting untuk masa depan Indonesia,” ujar Moazzam.
Selain itu, Nasir juga menjelaskan pemerintah Indonesia juga akan memperhatikan penelitian-penelitian kebencanaan. Kerja sama serupa juga sudah dilakukan bersama Jepang dalam penelitian tentang tsunami.
“Ini adalah kebencanaan di bidang banjir, mungkin kita akan buka di bidang kebencanaan lain juga. Mungkin masalah tsunami, kebetulan tsunami kita bekerja sama dengan Jepang. Yang penting kita bidang kebencanaan. Yang ini fokus pada banjir,” ujar Nasir.