Indonesia Juara Dua di Pekan Kerukunan Antarumat Beragama Dunia

25 April 2018 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia juara ke-2 World Interfaith Harmony Week (Foto: Dok. Jordan Royal Court)
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia juara ke-2 World Interfaith Harmony Week (Foto: Dok. Jordan Royal Court)
ADVERTISEMENT
Indonesia menempati juara ke-2 pada pekan kerukunan antarumat beragama dunia (World Interfaith Harmony Week/WIHW). Adapun WIHW 2018 merupakan ajang perlombaan dunia yang diselenggarakan di Yordania atas inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Kerajaan Yordania dan Negara Palestina, Andy Rachmianto, menyampaikan bahwa peran Indonesia dalam membina kerukunan antar umat beragama di Indonesia sudah menjadi sorotan dunia. Penghargaan menjadi juara ke-2 merupakan bentuk apresiasi dunia atas capaian Indonesia.
"Indonesia dan Yordania dapat menjadi model penerapan pluralisme dan toleransi agama bagi banyak negara," kata Andy seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/4).
Dilansir laman World Interfaith Harmony Week, disebutkan bahwa juri WIHW menerima 88 aplikasi dari 1.232 program kerukunan antarumat beragama yang diselenggarakan oleh berbagai negara.
Dari 88 aplikasi yang diterima, juri kemudian memutuskan untuk menetapkan tiga pemenang. Juara pertama ditempati oleh Australia melalui kegiatan berjudul "Who and Where Are We in a Changing World?".yang diselenggarakan oleh Interfaith Center of Melbourne.
ADVERTISEMENT
Sementara juara kedua ditempati Indonesia melalui kegiatan berjudul "Commitment of Religious Leader on National Unity" yang diselenggarakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP).
Kemudian juara ketiga diraih oleh Inggris melalui kegiatan berjudul "Friendship, Dialogue, Cooperation: Exploring Crucial Elements of Interfaith Harmony" yang diselenggarakan oleh Interfaith Glasgow.
Joko Widodo terima pemuka agama di Istana Bogor. (Foto: dok. Sekretariat Kabinet RI)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo terima pemuka agama di Istana Bogor. (Foto: dok. Sekretariat Kabinet RI)
Dalam program tersebut, Indonesia melalui UKP-DKAAP menyelenggarakan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa pada 8-10 Februari lalu. Acara yang diorganisir Din Syamsudin itu memiliki tiga acara utama.
Pertama, musyawarah 450 pemimpin lintas agama di seluruh Indonesia untuk membahas isu-isu nasional strategis, kedua, berkumpul di Istana Kepresidenan untuk menyampaikan deklarasi kepada Presiden Jokowi, ketiga, perayaan pekan harmoni antaragama sedunia dengan lebih dari 2.500 peserta
ADVERTISEMENT
Tiga negara yang merupakan pemenang tersebut kemudian mendapatkan penghargaan dari Raja Yordania, Abdullah II bin Al Hussein, di Istana Husseiniyah, Amman, Selasa (24/4).
Dalam sambutan pada upacara tersebut, penasihat utama untuk urusan agama dan budaya dan utusan pribadi Raja Yordania, Pangeran Ghazi Bin Muhammad, mengucapkan terima kasih kepada Raja Yordania karena telah mempelopori prakarsa World Interfaith Harmony Week.
"Tahun ini, mereka yang berpartisipasi dalam World Interfaith Harmony Week diberkahi oleh Tuhan. Kegiatan melanjutkan tren peningkatan pertumbuhan holistik baik dalam kuantitas dan - jika saya dapat mengatakannya - dalam kualitas," ucap Pangeran Ghazi seperti dikutip dari Jordan Times, Selasa (24/4).
“Saya juga ingin mengucapkan selamat kepada ketiga pemenang, semua yang berpartisipasi dalam World Interfaith Harmony Week, serta para juri kami yang terhormat. Semuanya membantu menciptakan dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi, atau mungkin dapat meminimalisir tempat-tempat yang buruk . Semoga Tuhan menerima dan menghargai niat baik dan upaya kita semua," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
World Interfaith Harmony Week (WIHW) dibentuk berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB untuk menyelenggarakan keselarasan antaragama di seluruh dunia. Kegiatan ini diusulkan pada 2010 oleh Raja Abdullah II dan Pangeran Ghazi bin Muhammad dari Yordania.
Kegiatan dalam rangka WIHW dilaksanakan pada bulan Februari setiap tahunnya. Kegiatan ini diharapkan dapat empromosikan kerukunan umat tanpa memandang dasar keimanan masing-masing.