news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indonesia Kenalkan Pancasila Sebagai Jalan Tengah Perdamaian Dunia

15 Agustus 2018 21:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alwi Shihab di WPF Ke-7 (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alwi Shihab di WPF Ke-7 (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan OKI, Alwi Shihab mengatakan Pancasila adalah jalan tengah atas keberagaman aspek hidup di Indonesia. Hal itu dikatakannya saat mengisi diskusi di acara The World Peace Forum (WPF) Ke-7 di Hotel Sultan Jakarta. Ia menyebut, banyak negara di Eropa maupun Amerika tertarik dengan konsep ideologi Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Enam bulan lalu saya diundang bersama beberapa tokoh agama lainnya menjelaskan bagaimana kehidupan harmonis di Indonesia bisa terjadi karena Pancasila ini," kata Alwi Shihab dalam diskusi World Peace Forum Ke-7 di Jakarta, Rabu (15/8).
Alwi menuturkan para pendiri bangsa memilih Pancasila sebagai idelogi, sebab sejalan dengan keberagaman bangsa Indonesia.
"Middle path (jalan tengah) sejalan dengan Pancasila, ideologi kita. Artinya kita bisa menerima perbedaan karena kita berada di tengah, kita tidak memihak salah satu saja. Di Pancasila semua etnis, semua agama, semua budaya kita terima. Karena Pancasila menjadi semua pengayom dari komunitas yang ada. Pancasila juga diminati oleh banyak negara," terangnya.
Prof Makarim Wibisono dengan sejumlah delegasi di WPF Ke-7 (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prof Makarim Wibisono dengan sejumlah delegasi di WPF Ke-7 (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Alwi juga menegaskan Pancasila sebagai konsesus bangsa yang melahirkan nilai persatuan perlu dijaga secara terus menerus. Terlebih, saat ini banyak berkembang ideologi ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Jadi Pancasila ini bagian yang tidak terpisahkan dari komitmen semua bangsa Indonesia, dari segala budaya dan agama. Mempertahankan kesatuan ini adalah value. Sebagai national interest kita ya NKRI harga mati," jelas Alwi.
Pada kesempatan yang sama, Staf khusus Wakil Presiden RI Azyumardi Azra mengatakan Pancasila tidak terlepas dari Aktualisasi Wasatiyah Islam yang mampu melahirkan organisasi massa (ormas) Islam moderat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Diketahui, kedua organisasi ini berperan penting pada jalannya politik Indonesia. Tentu, melihat pergerakan massa kedua ormas dan peran tokohnya, seperti tokoh NU Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI Ke-3 dan tokoh Muhammadiyah Amien Rais sebagai ketua MPR ke-11.
"Karena Indonesia berkembang Islam Wasatiyah maka kemudian umat Islam tidak masalah dengan demokrasi oleh karena itu demokrasi diterima sejak masa kemerdekaan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"(NU dan Muhammadiyah) yang memainkan peran kekuatan media antara state dan civil society. Oleh karena itulah transisi kedemokrasian di Indonesia jauh lebih smooth dibandingkan antara negara-negara Arab," pungkasnya.