Intens Dengan Demokrat, Gerindra Pastikan Tak Akan Tinggalkan PAN-PKS

20 Juli 2018 5:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Prabowo dan SBY. (Foto: Divisi Komunikasi  Demokrat)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Prabowo dan SBY. (Foto: Divisi Komunikasi Demokrat)
ADVERTISEMENT
Petinggi partai semakin intens menjalin komunikasi politik jelang pendaftaran capres-cawapres. Yang paling hangat, publik menanti-nantikan pertemuan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
ADVERTISEMENT
Rencananya, jika tak ada aral melintang pertemuan itu akan berlangsung pada 24 Juli mendatang. Namun, Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro meminta PAN dan PKS tidak memaknai pertemuan itu sebagai upaya untuk meninggalkan koalisi yang sampai detik ini masih solid.
"Komunikasi politik yang dilakukan oleh Prabowo Subianto hendaknya jangan dimaknai akan meninggalkan PKS atau PAN. Komunikasi tersebut dilakukan sebagai ikhtiar untuk menggalang kekuatan guna memenangkan pemilihan presiden tahun 2019. Apalagi pertarungan di pilpres nantinya merupakan pertaruhan rakyat Indonesia guna mendapatkan pemimpin yang lebih jujur dan pro rakyat seperti Prabowo Subianto," ujar Nizar dalam keterangannya, Jumat (20/7).
Hingga kini, kata dia, Gerindra tetap konsisten membangun koalisi dengan PKS dan PAN. Kedua partai tersebut lebih dikenal sebagai partai berbasis agama atau relijius. Sedangkan Gerindra merupakan partai yang lebih bercorak nasionalis. Karenanya kombinasi Gerindra, PKS dan PAN merupakan representasi rakyat dan umat Islam di Indonesia.
Sohibul Iman, Prabowo Subianto, Eddy Soeparno (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sohibul Iman, Prabowo Subianto, Eddy Soeparno (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Ia memastikan, nantinya cawapres Prabowo akan ditentukan bersama partai koalisi yakni PKS dan PAN. Jika ada partai lain dengan kesamaan visi ingin masuk dalam koalisi tentu, partai tersebut juga akan diajak untuk berembuk bersama. 
ADVERTISEMENT
"Dalam berkoalisi haruslah saling melengkapi. Dengan artian kelemahan dari Partai Gerindra, bisa ditutupi oleh kelebihan dari PKS maupun PAN. Begitu juga sebaliknya, kelemahan PKS bisa ditutupi oleh kelebihan dari Partai Gerindra dan PAN," tuturnya.
Sebelumnya, politisi PKS, Mahfuz Sidik mengatakan, bahwa posisi cawapres Prabowo adalah milik PKS, sebab menurutnya PKS telah banyak mengalah dengan Gerindra. Misalnya pada Pilpres 2014, di Pilgub DKI 2017 hingga Pilgub Jawa Barat yang lalu.
Prabowo dan Zulkifli Hasan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan Zulkifli Hasan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)