Intimidasi di Car Free Day Versi Mustofa Nahrawardaya

30 April 2018 13:31 WIB
Seorang Ibu dan anaknya diintimidasi di CFD (Foto: Others/Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Ibu dan anaknya diintimidasi di CFD (Foto: Others/Youtube)
ADVERTISEMENT
Intimidasi yang dialami ibu bernama Susi Ferawati dan anaknya saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta Pusat, kemarin, menuai perhatian luas. Ibu berkaus #DiaSibukKerja itu diintimidasi beberapa orang berkaus #2019GantiPresiden.
ADVERTISEMENT
Pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya yang hadir dalam lokasi CFD bersama kelompok #2019GantiPresiden, punya pandangan berbeda soal peristiwa Susi. Mustofa menyebut aksi saling sindir atau ejek saat dua kelompok berbeda bertemu adalah hal yang wajar. Tapi tak ada intimidasi.
"Orang-orang seperti Mbak Susi itu, saya kira adalah orang-orang yang keluar dari rombongan mereka. Tidak ada intimidasi. Kalau saling sindir, ejek, dan lain-lain, itu biasa dalam aksi dua kelompok berbeda kepentingan. Apalagi mereka bertemu dalam satu tempat," ucap Mustofa kepada kumparan (kumparan.com), Senin (30/4).
Gerakan beri KTP untuk Jokowi. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerakan beri KTP untuk Jokowi. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Mustofa --yang mengaku sering hadir di CFD, merunut peristiwa itu dari CFD minggu lalu pada 22 April, saat muncul aksi kampanye #2019TetapJokowi. Bagi Mustofa, aksi itu adalah tindakan provokasi di ruang publik dan dia menduga akan ada aksi tandingan.
ADVERTISEMENT
"Apalagi, di dalam acara siang itu (CFD pekan lalu), tercetus ucapan Koordinator Aksi, bahwa Pak Jokowi hanya bisa dikalahkan oleh Tuhan, tentu membuat masyarakat yang merasa dikecewakan oleh janji Pak Jokowi saat debat Pilpres," tuturnya.
Nah, saat CFD kemarin, Mustofa bersama istrinya memilih menyewa penginapan di dekat Bunderan HI dan turun pukul 09.00 WIB setelah melihat banyak yang berjalan menggunakan kaos #2019GantiPresiden. Dia turun pukul 09.00, karena sebelumnya beredar kabar, penggunaaan kaus itu akan dilarang di area CFD.
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
"Jadi ketika saya baca di Twitter banyak yang bergerak di HI berkaus #2019GantiPresiden, saya langsung turun bersama ratusan tamu lain yang mengenakan kaus serupa, yang ternyata nginap di hotel yang sama. Semangat jadinya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Mustofa menyebut sejak awal banyak yang aneh. Misalnya ada beberapa orang yang mengaku Koordinator Aksi #2019GantiPresiden, tiba-tiba mengumumkan pembatalan di media massa. Padahal, dicek ke Mardani Ali Sera dan Mbak Neno Warisman, ternyata inisiator #2019GantiPresiden itu tidak mengenalnya.
Jadi, akibat pengumuman liar itu, Mustofa sempat ragu ikut turun pakai kaus #2019GantiPresiden. Keanehan lain, saat dia sedang di tengah massa yang minta foto, tiba-tiba ada orang yang merebut spanduk yang dipegang isterinya. Lalu, orang itu kabur sambil mengaku bahwa dirinya polisi.
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
"Kemudian ada orang yang berbaju kaus bertuliskan DiaSibukKerja, sengaja memasuki kerumunan pemakai kaos #2019GantiPresiden yang beringas. Kemudian tiba-tiba ada segerombol orang berkaus #2019GantiPresiden itu menawar kaus putih itu, agar mau dibeli. Sempat ribut," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Lalu ada orang berpakaian preman mirip yang merebut spanduk, memaksa minta kaus yang dibeli massa. Kini dia ngaku polisi. Karena terjadi di dekat saya foto-foto dan ngaku polisi, lalu saya tanya identitasnya dan minta selfie, ternyata dia malah kabur," lanjut Mustofa menduga itu polisi gadungan.
Setelah itu, Mustofa baru sadar, ternyata di belakang muncul sekitar 1.000 orang berseragam sama #DiaSibukBekerja, baik warna kaus, bunyi kaus, desain kaus, bahkan ukurannya seperti sama. Berarti lawan dari kaos #2019GantiPresiden, kata Mustofa.
"Anehnya lagi, mereka sangat rapi aksinya, kembar persis semua kausnya, bahkan dikawal petugas menggunakan tali. Persis seperti massa yang lagi demonstrasi. Saya sempat berpikir, ini mereka dapat kaus seragam sebanyak itu dari mana.
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
Sedangkan kaus yang dipakai #2019GantiPresiden, biasanya vafiatif. Bermacam desain, bahkan berbeda-beda warna dan ukuran. Bahkan, masih kata Mustofa, banyak sekali pedagang kaus seperti itu di CFD, namun tidak ada yang menjual kaus yang dikenakan rombongan baru tersebut.
ADVERTISEMENT
"Nah, saya saja tidak berani mendekati rombongan pendukung Pak Jokowi yang dikawal polisi. Lah kok Mbak Susi nekat sekali bawa anak kecil, memasuki rombongan kelompok lain. Bukan soal apa. Dalam situasi seperti itu, rawan penyusupan," terang Mustofa.
"Saya bukan tidak berbuat apa-apa. Tapi, saya tidak mau terjebak dalam permainan. Saya lebih baik menjauh. Banyak polisi berseragam di lokasi CFD, itu adalah tugas mereka," ucap Mustofa.
"Jujur saja, saya tidak kenal dengan para pelaku maupun korban. Bahkan, sesama pemakai kaus tagar #2019GantiPresiden pun, tidak saling kenal. Mereka baru kenal di CFD karena merasa sama kausnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di CFD (Foto: Dok. Mustofa Nahra)