Investasi di Hulu Migas RI Terus Merosot, Berikut Datanya

27 Oktober 2017 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Investasi di sektor hulu migas hingga Oktober 2017 ini masih jauh dari target. Per 2 Oktober 2017, total investasi di hulu migas baru 5,57 miliar dolar AS alias 40% dari target sebesar 13,8 miliar dolar AS pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), investasi di hulu migas terus merosot sejak 2014. Pada 2013, realisasi investasi hulu migas masih 20,384 miliar dolar AS, lalu turun menjadi 20,380 miliar dolar AS. Pada 2015, menyusut menjadi 15,34 miliar dolar AS.
Pada 2016, investasi di sektor hulu migas Indonesia anjlok 27% menjadi 11,15 miliar dolar AS. Dengan kata lain, Indonesia kehilangan investasi sebesar 4,19 miliar dolar AS atau Rp 55 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.500) dari hulu migas pada tahun lalu.
Penurunan investasi ini berimplikasi pada kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru. Semakin sedikit perusahaan hulu migas yang mau mencari minyak dan gas bumi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di 2013, jumlah wilayah eksplorasi di Indonesia masih 238. Pada 2016 menyusut menjadi 199 wilayah saja, 37 di antaranya sedang dalam proses pengakhiran kontrak.
Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi eksplorasi migas di lepas pantai. (Foto: Thinkstock)
Akibat sepinya eksplorasi, tak ada penemuan cadangan migas baru di Indonesia. Sementara jumlah cadangan minyak yang terbukti terus merosot dari 3,7 miliar barel pada 2013 menjadi 3,3 miliar barel saat ini.
Kalau tak ada tambahan cadangan baru, produksi minyak Indonesia akan segera habis. Sebenarnya potensi migas yang ada masih banyak, tapi perlu kegiatan eksplorasi untuk menjadikannya sebagai cadangan terbukti.
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, mengatakan bahwa lesunya investasi di hulu migas ini terjadi karena jatuhnya harga minyak sejak 2014.
"Eksplorasi memang terpengaruh harga minyak. Jadi rencana pengeboran tidak sebanyak tahun sebelumnya. Banyak rencana investasi yang enggak terealisasi karena ada banyak yang mengalami kesulitan keuangan," kata Amien saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/10).
ADVERTISEMENT
Terkait masalah ini, Indonesian Petroleum Association (IPA) dalam beberapa kesempatan menyebut industri hulu migas Indonesia sudah mengalami krisis. Investor tak lagi melihat Indonesia sebagai tujuan yang menarik.
Bila iklim investasi tak diperbaiki, potensi-potensi migas yang masih ada tidak akan tersentuh.
Penurunan investasi di hulu migas juga berimbas pada perekonomian di daerah-daerah penghasil migas. Perlu perbaikan regulasi-regulasi dan kebijakan agar sektor hulu migas Indonesia kembali atraktif.