Iran Ancam AS Akan Perang Habis-habisan Jika Diserang

20 September 2019 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Iran mengeluarkan peringatan kepada Amerika Serikat. Mereka menyatakan akan melawan balik dan siap berperang habis-habisan jika Teheran diserang lantaran dituduh bertanggung jawab atas serangan dua kilang minyak perusahaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Peringatan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif sebagai respons terhadap ucapan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. AS berkukuh menyebut Iran sebagai dalang dari serangan, dan serangan itu dianggap sebagai ajakan berperang dari Iran.
“(Kami akan) perang total dan akan menyebabkan korban yang banyak,” kata Zarif, seperti dilansir Associated Press, Kamis (19/9).
“Saya membuat pernyataan yang sangat serius bahwa kami tidak ingin terlibat dalam konfrontasi militer. Namun, kami tidak akan lengah untuk mempertahankan wilayah kami,” ujar Zarif.
Kilang minyak Aramco di Arab Saudi. Foto: Reuters/Ahmed Jadallah/File Photo/File Photo
Zarif pun menegaskan bukan Iran yang menyerang kilang minyak di Arab Saudi. Meski tidak memiliki bukti langsung, Zarif mengklaim serangan itu dilakukan oleh pemberontak Houthi.
“Aku tahu kami (Iran) tidak melakukannya. Saya tahu bahwa Houthi membuat pernyataan bahwa mereka melakukannya,” kata Zarif.
Menlu AS Mike Pompeo Foto: REUTERS/Carlos Barria
Pompeo pun menanggapi komentar Zarif, mengatakan Washington tengah mencari solusi damai untuk konflik tersebut usai berkunjung ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
“Sementara Menteri Luar Negeri Iran mengancam perang habis-habisan dan berperang dengan Amerika, kami di sini berupaya membangun koalisi yang bertujuan untuk perdamaian dan resolusi damai untuk ini,” ujar Pompeo.
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat sejak Trump memutuskan untuk hengkang dari perjanjian nuklir dengan Iran pada 2015. Hubungan keduanya semakin panas setelah AS menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan dua kilang minyak di Arab Saudi, Sabtu (14/9).
AS pun memberikan sanksi kepada Iran selepas insiden yang membuat produksi minyak dunia berkurang hingga 5 persen. AS menganggap serangan ini sebagai ajakan dari Iran.