Iran Sita Tanker Asing, AS Naik Pitam

19 Juli 2019 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal tanker minyak asing yang disita Iran. Foto: AFP/ATTA KENARE
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tanker minyak asing yang disita Iran. Foto: AFP/ATTA KENARE
ADVERTISEMENT
Garda Revolusi Iran menyita sebuah tanker asing. Tindakan itu memicu kemarahan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Iran menyebut, penyitaan dilakukan pada Minggu (14/7) di sebelah selatan Pulau Larak di Selat Hormuz. Mereka menuduh tanker itu menyelundupkan minyak ke Teluk.
Dalam keterangan resminya, Iran tidak membeberkan detail dari mana kapal tanker berasal. Garda Revolusi hanya menyatakan, di dalam tanker ada 12 kru asing.
"Dengan kemampuan angkut 12 juta barel dan 12 kru di dalam kapal, sebelum kami cegah, kapal itu dalam perjalanan mengantar bahan bakar minyak dari sebuah kapal Iran ke kapal lainnya," kata keterangan Garda Revolusi Iran seperti dikutip dari AFP, Jumat (19/7).
Pasukan Garda Revolusi Iran. Foto: AFP/STR
Pernyataan tersebut disampaikan dua hari usai Iran mengklaim telah menyelamatkan sebuah kapal tanker asing yang mengirim sinyal darurat. Klaim Iran itu dibantah Barat, mereka meyakini Teheran tidak melakukan penyelamatan melainkan penyitaan.
ADVERTISEMENT
Terkait peristiwa Minggu (14/7) lalu, diduga kuat tanker yang disita adalah kapal Riah berbendera Panama. Tepat di waktu itu, kapal Riah tengah berada di Selat Hormuz.
Merespons pengumuman Iran, AS meminta agar kapal asing yang disita segera dibebaskan. Negeri Paman Sam juga mendesak agar Iran tidak mengganggu dan menyerang kapal-kapal yang berada Selat Hormuz.
"AS mengutuk keras tindakan kapal Garda Revolusi Iran yang terus mengganggu kapal-kapal dan mengintervensi keselamatan kru di sekitar Selat Hormuz," sebut keterangan Kemlu AS.
"Iran harus menghentikan aktivitas terlarang ini dan membebaskan seluruh awak dan kapal yang mereka tangkap," sambung Kemlu AS.
Hubungan kedua negara memburuk setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Negeri Paman Sam bahkan menambah sanksi terhadap pejabat tinggi Iran.
ADVERTISEMENT
Keadaan semakin memburuk sejak pertengahan Mei, AS menuduh Iran kerap menculik kapal tanker asing di sekitaran Selat Hormuz. Tuduhan itu dibantah Iran. Kondisi semakin tak kondusif tersebut memunculkan kekhawatiran Iran dan AS akan terlibat perang terbuka di masa mendatang.