Irene Putrie: 'Kartini' Pemburu Koruptor Buronan KPK

21 April 2018 12:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaksa Penuntun Umum sidang Setya Novanto (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jaksa Penuntun Umum sidang Setya Novanto (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Isu korupsi menjadi alasan Irene Putrie memutuskan menjadi penegak hukum. Ia rela meninggalkan dunia perbankan yang sedang dijalaninya untuk menjadi seorang jaksa, sebuah profesi yang mungkin menjadi pilihan ke sekian bagi perempuan untuk dipilih.
ADVERTISEMENT
Irene yakin profesi jaksa tersebut akan membuatnya bisa berkontribusi dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Bergabung dengan kejaksaan pada tahun 1999, Irene melanglang buana di sejumlah daerah. Isu korupsi pula yang kemudian membuat Irene memutuskan bergabung dengan KPK.
Di lembaga itu, dia banyak menangani perkara rasuah yang melibatkan tokoh besar. Salah satunya adalah kasus korupsi e-KTP. Ia adalah Ketua Tim Penuntut Umum kasus e-KTP yang membawa Setya Novanto duduk di kursi pesakitan.
Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Irene segera mengakhiri kariernya di KPK setelah mengabdi selama 10 tahun. Berhadapan dengan Setya Novanto akan menjadi sidang terakhir Irene sebagai penuntut umum KPK. Setelah itu, ia akan kembali mengabdi di instansi asalnya, kejaksaan.
kumparan berkesempatan berbincang dengan Irene beberapa bulan sebelum masa pensiunnya dari KPK. Ia banyak bercerita soal bagaimana ia pertama kali memutuskan untuk menjadi jaksa, hingga berbicara soal perempuan dalam mencegah korupsi.
ADVERTISEMENT
Berikut wawancara kumparan dengan Irene:
Irene Putrie (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irene Putrie (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Pertama kali ibu memutuskan untuk menjadi jaksa?
Ini sebenernya, awalnya dulu saya berkarier justru tidak di kejaksaan, (tapi) di dunia perbankan. Kemudian tantangan berikutnya adalah ... sebenarnya isu korupsi yang membuat saya bergabung dengan kejaksaan. Ketika di zaman itu teman-temen menyampaikan untuk masuk ke lembaga menjadi hakim dan jaksa harus punya kenalan, harus punya back-up. Saya yakinkan temen-temen bahwa menurut saya asal kita punya kemampuan, punya kapabilitas, kenapa kita tidak bisa menjadi hakim dan jaksa. Awalnya di situ.
Setelah mempelajari pekerjaan hakim dan jaksa, jaksa menjadi pilihan untuk profesi penegakan hukum. saya lulus tes, bahkan zaman itu saya peringkat satu di angkatan saya.
Tahun berapa?
ADVERTISEMENT
Tesnya tahun 1998, saya bergabung di kejaksaan tahun 1999 dan sama sekali saya tidak punya om, tante, keluarga (di kejaksaan). Terus kalau ucapan orang itu harus ada uang pelicin, sama sekali saya tidak membayar apapun untuk itu. Setelah dinyatakan diterima baru saya berpikir apakah saya akan menerima profesi PNS atau tidak dan akhirnya saya memilihnya hari ini.
Apakah tes menjadi jaksa itu sulit?
Ada banyak tahapannya
Tertulis, psikotest, litsus, tes kesehatan, tes kompetensi dan terakhir wawancara dengan para JAM (Jaksa Agung muda-red). Kalau setiap tahapan itu dilalui dan kemudian tahapan itu clean and clear, saya yakin yang bergabung adalah orang-orang yang memang punya capability dan ability, karena tahapannya jelas.
ADVERTISEMENT
Ketika bergabung kejaksaan tahun 1999, jabatan pertama ibu apa?
Dulu saya sempat menjadi Kepala Urusan Tata Usaha di Padang, penempatan pertama saya dulu di Kejaksaan Negeri Padang. Terus kemudian saya lulus untuk ikut program studi magister hukum kelas khusus kejaksaan di Undip. Itu bersama 25 teman saya. Saya pindah ke Semarang, setelah mengikuti pendidikan jaksa, saya penempatan pertama di Pekalongan. Terus terakhir sebelum masuk KPK, saya bertugas di Pusdiklat kejaksaan.
Pada saat di kejaksaan, pernah menangani kasus?
Semua jaksa harus menangani kasus. Di Semarang, di Pekalongan, cuma kan fokusnya lebih banyak pidana umum. Semarang dan Pekalongan, kemudian kami menangani tindak pidana korupsi, baru pindah ke Pusdiklat, kalau di Pusdiklat lebih banyak mengelola sumber daya manusia. Saya juga pengajar di situ dan mengelola diklat.
ADVERTISEMENT
Latar belakang ibu dari perbankan, pada saat pertama kali menangani kasus dan bersidang, ada rasa kaget?
Sebelum jadi jaksa saat di Padang saya ikut dalam tim dengan terdakwanya Walikota. Kemudian Kasus pertama saya pencurian. Jaksa pertama kali disuruh sidang pasti pencurian hehe. Dan berbagai kasus lainnya juga menjadi penyidik tipikor untuk beberapa kasus. Saya berkesempatan mengikuti pelatihan bagi penegak hukum di Jepang, konsentrasinya perlindungan anak dan kekerasan dalam rumah tangga. Sebelum masuk ke KPK, konsentrasinya di situ.
Cuma kan begini, kalau jadi jaksa itu yang paling penting teori hukum pidananya harus kuat, sehingga penerapan tindak pidana apapun menjadi lebih mudah.
Gedung KPK di jalan HR Rasuna Said. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung KPK di jalan HR Rasuna Said. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kapan pertama kali memutuskan masuk KPK?
Sebenarnya saya sudah ingin bergabung di tahun 2004, setelah mengikuti pelatihan forensic accounting dan asset tracing bagi jaksa, ada pelatihan jaksa tipikor. Namun atasan saya meminta saya tidak bergabung dengan KPK karena ada tugas-tugas yang harus diselesaikan, ya sudah, kesempatannya belum ada.
ADVERTISEMENT
Saat di Pusdiklat, sebenarnya saya diajak bergabung di Gedung Bundar (kantor Jampidsus Kejaksaan Agung, -red) oleh almarhum Prof Marwan yang menjadi Jampidsus. Saya sampaikan bahwa kalau ingin jadi jaksa yang mumpuni, harus praktik di tempat yang tantangannya ada secara teori maupun secara praktik. Jadi saya minta izin Pak Marwan untuk ikut seleksi jaksa KPK waktu itu. Disamping itu melihat korupsi yg terjadi disekeliling saya dalam berbagai tingkatan dan bentuk membuat saya sangat ingin menjadi bagian dari pemberantasan korupsi.
Tes di KPK kapan?
Saya di KPK itu tahun 2008 awal. Saya bergabung Agustus 2008.
Kasus pertama di KPK?
Saya pegang kasus Kutai Kartanegara. Kami pegang perkara Setiabudi, yang DPRD-nya. Wakil Bupatinya (Samsuri Aspar, -red) Itu kasus pertama.
ADVERTISEMENT
Zaman itu Direkturnya (Direktur Penuntutan KPK, -red) Pak Feri Wibisono, saya dikasih tugas untuk menjadi Ketua Tim Pencarian DPO yang keluar negeri. Kan ada Nunun, Nazar, Neneng. Saya fokus dulu pertama sepakatnya cari Nunun, tahun 2011 kan dia berhasil kami bawa dengan segala macam tantangannya kemudian juga pencarian Anggoro Widjojo. Awal 2012 saya menjadi Kasatgas.
Mencari buronan keluar negeri itu sulit tidak?
Itu enaknya di KPK, ada temen-temen, unit-unit, yang saling mendukung. Saya ketua tim pencarian, nanti kami kerja sama dengan negara-negara lain, dibantu temen dari PJKAKI (Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK, -red). Ada juga jaringan-jaringan temen saya dulu yang kemudian juga sudah menjadi senior di Thailand, Kamboja, Hong Kong, banyak negara lah ya, di Singapura, Malaysia juga, akhirnya kami dapat jejak lah. Kalau Nunun (ketangkap) di Thailand, kalau Nazar kan sempat di Kamboja.
ADVERTISEMENT
Buronan yang paling sulit menurut Ibu?
Kalau menurut saya, tingkat kesulitan ada di Nunun. Karena Nunun itu punya penasihat perjalanan waktu itu. Jadi ada konsultan perjalanan. Jadi model pelariannya lebih rumit daripada Nazar dan Anggoro.
Tim Jaksa Penuntut Umum sidang e-KTP (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Jaksa Penuntut Umum sidang e-KTP (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ibu sekarang di Unit Asset Recovery, terakhir menangani kasus Setya Novanto?
Iya, penutup. Hehe
Apa e-KTP jadi kasus paling rumit yang pernah ditangani Ibu?
Sebenernya kasus e-KTP itu rumit karena luasan yurisdiksinya, maksudnya melibatkan berbagai yurisdiksi. Modusnya juga seperti beberapa perkara lain, korupsi yg sudah dimulai sejak tahap perencanaan. Tantangannya bagi teman-teman adalah membuktikan unsur kerugian negara yang nilainya besar. Nah, kami kemudian membuktikan siapa pihak yang kemudian mendapatkan keuntungan, itu sebenarnya tantangannya. Bagaimana skema keuntungan ini sebegitu berputarnya. Tapi sebenarnya banyak perkara lain yang tingkat kerumitannya sama.
ADVERTISEMENT
Kasus Miranda Goeltom menurut saya menarik. saksi-saksinya yg anggota DPR saling berbeda keterangannya. Jadi tantangannya membuktikan unsur yang dilakukan Ibu Miranda, menurut saya itu lebih rumit. Walaupun kasusnya kasus suap, karena kan Ibu Miranda sebagai pemberi dengan perantara Ibu Nunun yang memberikannya, tapi sumber uangnya sampai hari ini masih gelap itu sebenarnya siapa. Kami tahunya uang ada di Bu Nunun.
Kami tahu Miranda kemudian meminta Nunun menyerahkan uang. Uangnya ada di Bu Nunun, tapi kan Bu Nunun tidak mengakui uang tersebut, namun faktanya semua orang terima uang dari Bu Nunun. Kasus lainnya yang menarik itu Emir Moeis, karena tindak pidananya ada di negara lain, di Inggris, di Amerika, juga Prancis.
ADVERTISEMENT
Ibu selesai tugas di KPK bulan Agustus 2018?
Betul.
Setelah ini, kira-kira akan melanjutkan ke mana?
Saya harus kembali mengabdi di rumah besar saya (Kejaksaan, -red). Jadi jaksa seru ada banyak tantangannya
Risiko dan tantangannya apa?
Risikonya pasti ada, misalnya ketika menangani perkara yang terkait dengan tokoh-tokoh penting yang punya pengaruh luas ya kami juga bisa menerima ancaman-ancaman misalnya kami dibuntuti.
Irene Putri, Jaksa KPK (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irene Putri, Jaksa KPK (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Teror?
Itu termasuk, itu risiko. Kalau misalnya saya perempuan, punya keluarga, anak-anak sekolah, kemudian menjadi risiko. Tapi kemudian kami memberikan pemahaman kepada mereka bahwa pekerjaan ini ada risikonya, hati-hati dengan orang yang pura-pura akrab. Ngasih pengertian dengan suami ada risiko pekerjaan.
Tantangannya juga bagus, tantangan penegakan hukum. Kejahatan itu, bahkan modus suap itu terus berkembang. Modus orang menyimpan aset, mereka terima suap cash, mereka simpan di rumah. Sekarang, enggak mau terima cash, bisa saja melalui orang lain, kemudian itu jadi modus sederhana. Kemudian meningkat lagi, pemberi suap setor ke bank atau setor ke money changer lalu ke mana-mana lagi, berkembang lagi. Atau kemudian melalui reksadana. Jadi modus pun terus berkembang, sehingga penegak hukum harus lebih pintar untuk paham. Teori harus terus update, termasuk teri-teori secara internasional perkembangannya apa. Menariknya itu.
ADVERTISEMENT
Selama di KPK, pernah mendapat teror?
Ada. Hanya pd segelintir perkara, karena banyak juga terdakwa yg memilih kooperatif
Bentuknya?
Ya berbagi bentuk. Tapi menurut saya so far so good, being professional is a must dan it is the key.. hehehe
Ibu kan seorang ibu dan juga istri. Bagaimana memberikan pemahaman kepada keluarga soal pekerjaan Ibu?
Ketika masuk KPK sebetulnya sudah komitmen, artinya begini, ketika saya lulus, ada komitmen dari KPK bahwa pekerjaan ini ada risikonya bahkan waktunya akan habis, tapi mungkin saya perempuan beruntung karena suami saya mendukung penuh. Saya seringkali dinas ke luar negeri, sejauh ini suami mendukung.
Anak juga sudah dikasih tahu soal pekerjaan Ibu?
Ketika itu mereka belum paham. Kalau sekarang, mereka sudah mulai paham.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara Ibu menjelaskan soal korupsi kepada anak dan suami?Karena saat ini kan korupsi banyak melibatkan keluarga.
Nah, kalau sama anak saya begini, saya kadang-kadang liatin slip gaji saya dan slip gaji ayahnya. SD kelas 5 sudah saya kasih tahu.
Anak pertama saya sekarang sudah kelas 2 SMP, yang nomor dua kelas 6 SD. Saya kasih tahu, 'ini penghasilan ayah dan penghasilan bunda'. Penghasilan ini lalu kebutuhan mereka sekolah itu biayanya segini, kebutuhan rumah biayanya seperti apa, include kalau weekend kebutuhannya seperti apa.
Bahkan pada saat weekend, saya kasih anak saya duit, dia yang akan mengelola kebutuhan. Misalnya nonton dan makan, jadi dia mulai berhitung, hehe. Jadi itu kemudian saya bilang dia tidak perlu malu misalnya bahwa katakanlah rumahnya lebih kecil dari rumah temennya. Saya bilang hidup ini kebutuhannya apa, ada juga kebutuhan akhirat yang harus ada di dalam situ. Sehingga dia tahu, hidup di Jakarta itu segini segini, sehingga dia jujur.
ADVERTISEMENT
Tujuannya agar apa?
Ngasih pemahaman. Pertama, saya selalu mengajarkan persoalan jujur. Kedua, persoalan integritas. Jadi bukan uang yang menjadi orientasinya. Jadi tidak menilai orang juga bahwa semakin kaya orang berarti dia semakin hebat, enggak. Kalau sudah selesai perkaranya, saya bilang ini koruptor. Kalau yang besar sudah bisa (paham).
Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa persoalan korupsi adalah persoalan besar di negara ini. Dia ketemu sebenarnya, jangan heran bila kemudian ada nama papa temennya jadi saksi bahkan tersangka.
Apa menjelaskan soal korupsi itu apa dan bagaimana?
Iya, jadi di rumah saya selalu bilang Allah maha melihat. Kami kan konsepnya begitu. Jadi mulai dari salat, bunda tidak harus ada, karena harus bekerja, untuk salat lima waktu. Kadang saya pulang, mereka sudah tidur. Kami suka berbagi pesan di kulkas kan, sekarang ada grup whatsapp saya jadi bisa tahu tugas yang mereka kerjakan atau belum, enaknya juga media sudah bisa telepon atau video.
ADVERTISEMENT
Jadi, korupsi itu tidak hanya sekadar mengambil duit itu, tapi perbuatan buruk itu sudah korup, itu dulu sebenarnya. Itu diterapkan ke anak.
Respons anak bagaimana?
Sejauh ini menurut saya mereka anak-anak yang jujur. Misalnya lupa salat Asar, pulang sekolah tahu-tahu sudah magrib karena kelamaan mandi, mereka akan jujur ngaku 'tadi aku lupa salat Asar' hehe. Menurut saya itu jadi bagus, jadi tidak ada yang rahasia.
Menurut Ibu, peran seorang ibu dan istri dalam keluarga terkait pemahaman korupsi?
Nah, apalagi istri pegawai negeri. Jadi menurutku, harus tahu penghasilan suami berapa. Tahu bukan dalam makna sekedar kepo ya. Perempuan sekarang itu harus kuat. Jadi ibu rumah tangga itu pekerjaan paling berat menurutku daripada perempuan bekerja.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang menjadi ibu rumah tangga harus menjadi pengelola keuangan keluarga. Jadi sebenarnya tuntutan perempuan itu juga kemudian harus berdasarkan kemampuan suaminya. Itu yang penting.
Menurut saya, alangkah lebih baik perempuan juga mau berusaha untuk dirinya sendiri. Dalam artian begini, kalau dia memilih jadi ibu rumah tangga tapi kemudian dia punya bisnis, akan membuat dia lebih paham lagi bagaimana susahnya mencari uang dan mengelolanya. Buat saya sih seperti itu.
Perempuan harus saling menguatkan. Menumbuhkan budaya antikorupsi. Tertarik pada hal-hal yang orang lain miliki adalah tantangan bagi perempuan ya.
Dalam beberapa kasus, justru perempuan yang menjadi pemicu korupsi, bagaimana menurut Ibu?
Itulah, banyak kasus yang perempuan terlibat, itu kasusnya gaya hidup. Karena tidak peduli dengan gaya hidup seungguhnya yang harus dijalankan. Perempuan harus jadi pioneer.
ADVERTISEMENT
Yang saya lakukan adalah mendorong. Kalau gaji saya dan suami cukup, mungkin lebih dari cukup, tidak harus juga kalian (anak-anak) membeli sepatu bermerek karena belum punya penghasilan, kalau saya begitu. Itu yang saya kerjakan, jadi dia belum bisa punya barang bermerek karena dia belum punya hak untuk itu. Kadang-kadang tantangannya di situ. Kontrol imannya ada di perempuan. Jadi menurut saya, perempuan yang harus membantu dan meyakinkan suaminya. Bahagia bukan karena hal materi semata ada banyak cara.
Di keluarga saya terapkan, anak-anak pengen liburan yg jaraknya jauh. Saya bilang, 'oke, kalian nabung uang hariannya, tidak beli mainan bahkan weekend hemat. Sepanjang tahun, mereka tidak minta dibelikan mainan dan mereka bener-bener menyisihkan uang jajan mereka. Semua bawa makanan dari rumah. Biasa bawa bekal sekali, mereka bawa bekal dua kali, jadi enggak beli makan.
ADVERTISEMENT
Terus mereka bilang sudah punya duit sekian, kan ibu pasti luluh ya, hehe. Ya sudahlah nanti kita berangkat. Tapi itu modelnya, nabung sepanjang tahun. Tapi memang harus begitu. Kami tidak mungkin bisa liburan ke mana saja dengan gaji terukur dan jelas. Sebenernya gaji orang Indonesia kan terukur dan jelas.
Kalau saya sama anak-anak sih bahagia enggak harus liburan. Kadang di rumah, bersihkan kamar mandi rame-rame saja sudah bahagia, hehe. Main bola di halaman belakang atau berenang bersama itu sudah bahagia. Banyak cara untuk bahagia.
Pesan ibu?
Jangan ukur sepatu kita dengan sepatu orang lain. Maksudnya, kalau pepatah minang bilang jangan sampai besar pasak dari tiang. Bahagialah dengan apa yang kita miliki. Bukan kemudian ingin bahagia dengan yang orang lain miliki. Itu Insyaallah kita akan bisa menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Ketika misalnya suami kita jadi tersangka korupsi, baru kita sadar bahwa semu banget yang kita inginkan. Mencegah perbuatan korup dari awal maka itu sudah mencegah keluarga kita dari perbuatan itu. Itu satu.
Yang kedua, perempuan harus jadi perempuan yang tangguh, tidak bergantung pada suami semata. Jadi kalau boleh saran, perempuan memanfaatkan kecerdasan bagi dirinya karena ada kepuasan kalau kita bisa menghasilkan bagi diri sendiri.