Israel Tidak Puas dengan Pengakuan Australia soal Yerusalem

17 Desember 2018 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Kota Yerusalem (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kota Yerusalem (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Australia memang telah mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Namun pengakuan tersebut ternyata tidak membuat Israel puas karena dianggap memberikan fakta yang salah soal Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Minggu (16/12), belum ada pernyataan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal pengakuan Perdana Menteri Australia Scott Morrison Sabtu lalu. Tapi orang dekat Netanyahu di Partai Likud, Menteri kerja sama Tzachi Hanegbi, mengatakan Israel tidak puas.
Menurut Hanegbi, Australia membuat kesalahan dengan hanya mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Padahal menurut dia, seluruh Yerusalem adalah ibu kota mereka.
"Tidak ada pemisahan antara bagian timur kota dan barat kota. Yerusalem adalah satu kesatuan. Kendali Israel atasnya abadi. Kedaulatan kami tidak akan dipisahkan atau dilanggar," kata Hanegbi.
"Kami berharap Australia segera memperbaiki kesalahan yang mereka buat," lanjut dia lagi.
Dalam kacamata internasional, Yerusalem memang terbagi dua yaitu barat dan timur. Israel mencaplok Yerusalem Timur pada perang 1967 dan mengklaimnya sebagai ibu kota walau tidak mendapat pengakuan internasional.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Foto: AFP/ALEJANDRO PAGNI )
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Foto: AFP/ALEJANDRO PAGNI )
Dalam solusi dua negara -solusi ideal penyelesaian konflik Timur Tengah- Yerusalem Timur akan menjadi ibu kota Palestina dan hidup berdampingan dengan Israel sebagai sebuah negara. Selain Yerusalem Timur, Palestina juga akan mendapatkan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya Sabtu lalu, Australia menegaskan tetap mendukung solusi dua negara. Pemerintah Australia mengakui Yerusalem Barat, rumah bagi kantor pemerintahan Israel, sebagai ibu kota Israel. Kendati demikian, Australia tidak akan memindahkan Kedutaan ke Yerusalem dari Tel Aviv hingga status kota suci tiga agama itu final.
Menurut Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, langkah Australia ini menyampaikan "pesan bahwa Australia tetap menghormati resolusi PBB dan sikap Indonesia yang menyatakan kota suci tiga agama tetap merupakan wilayah yang berada di bawah PBB."
Sementara Kepala negosiasi Palestina Saeb Erekat mengatakan apa yang dilakukan Morrisson semata adalah strategi politik dalam negerinya untuk menggalang dukungan.
"Seluruh bagian Yerusalem status finalnya masih jadi bahan negosiasi, sementara Yerusalem Timur, di bawah hukum internasional, adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah pendudukan Palestina," kata Erekat.
ADVERTISEMENT