Istaka Karya Tak Minta Bantuan ke TNI Jaga Pembangunan Trans Papua
ADVERTISEMENT
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua kembali membuat onar. Kali ini mereka menembak mati 31 pekerja PT Istaka Karya -- BUMN di bidang konstruksi -- yang sedang membangun jembatan untuk akses jalan Trans Papua. Rupanya, selama pembangunan berlangsung, PT Istaka Karya tak meminta bantuan pengamanan kepada TNI.
ADVERTISEMENT
"Untuk Istaka ini tidak ada permintaan pendampingan pengawalan dari Istaka ke TNI," kata Kapendam Cenderawasih Kolonel M Aidi saat dihubungi kumparan, Selasa (4/12).
Aidi mengatakan, TNI memang kerap diminta perusahaan untuk membantu proses pengamanan selama proyek pembangunan berlangsung. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh Istaka Karya.
"Untuk yang ini tidak ada permintaan. Berbeda dengan dua perusahaan lainnya ada permintaan bantuan pengamanan ke TNI. Kebetulan saya pernah menjadi koordinatornya dan kami bantu itu. Apalagi ini proyek pemerintah tentu kami bantu," kata Aidi tanpa menyebutkan dua perusahaan yang meminta pengamanan itu.
Aidi menjelaskan, jalan Trans Papua yang tengah dibangun di kawasan Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, memang sudah terbuka, tapi belum tersambung. Ada sungai-sungai yang memisahkan jalan itu. Untuk itu, perlu dibangun 28 jembatan agar jalan Trans Papua terhubung.
ADVERTISEMENT
"Nah, korban ini ditembak di dua titik jembatan yang sedang dibangun," ucap dia.
Sebelumnya, Polda Papua mendapat laporan adanya penyanderaan terhadap 15 pekerja PT Istaka Karya. Di sisi lain, 31 pekerja lainnya sudah ditembak mati oleh anggota separatis itu.
Saat ini, Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin dan Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring sedang menuju ke lokasi. Pasukan pengamanan juga mulai dikerahkan untuk mengevakuasi semua korban. Tak kurang dari dua peleton tim gabungan tengah menuju ke lokasi.