Istana: Jokowi Akan Patuhi Aturan Bawaslu soal Pembagian Sembako

11 April 2018 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moeldoko di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi (Foto: Dok. KSP)
zoom-in-whitePerbesar
Moeldoko di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi (Foto: Dok. KSP)
ADVERTISEMENT
Bawaslu melarang Presiden Joko Widodo membagikan 'amunisi' blusukan di masa kampanye seperti sembako, sepeda, dan amplop. Kepala Staf Presiden Moeldoko menegaskan Jokowi akan mematuhi aturan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Oh nanti saat kampanye diikutin dong," kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/4).
Namun, Moeldoko mengingatkan, masyarakat tetap harus membedakan saat Jokowi menjalani profesi sebagai presiden atau calon presiden. Ia meminta publik agar jangan menggeneralisir semua yang dilakukan Jokowi sebagai bentuk kampanye.
"Tapi contoh pada saat kampanye, ada bencana di suatu tempat, apa terus negara enggak boleh hadir? Jadi harus dibedakan dengan pasti bahwa posisi ini di mana kehadiran negara. Jangan terus dinilai ini kampanye, enggak boleh," lanjut dia.
Karena, Moeldoko menegaskan, pembagian sembako bisa juga sebagai bagian dari program bagi rakyat yang membutuhkan. Misalnya yang terkena bencana.
"Hadir negara, enggak boleh tidak. Teman-teman dan masyarakat harus bisa membedakan," ucap Moeldoko.
Jokowi Serahkan Hewan Kurban & Sembako (Foto: Dok. Biro Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Serahkan Hewan Kurban & Sembako (Foto: Dok. Biro Setpres)
Moeldoko lalu menerangkan pembagian sembako sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan sebelumnya. Namun kemasan atau tas tempat sembakonya saja yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Kenapa sekarang banyak dikomentari? Ya mungkin kita sudah memasuki tahun demokrasi pesta sehingga menjadi sensitif. Padahal sebelumnya sudah berjalan. Sebelum pemerintahan Jokowi sudah berjalan," tegasnya.
"Jadi sebenarnya bagi-bagi sembako ini bukanlah hal yang baru walau pemerintahan yang dulu membagikan sembako dengan masif dan tertutup serta tak ada momentum-momentum khusus," lanjut mantan Panglima TNI ini.