Istana: Pidato Jokowi soal Berantem Jangan Diartikan Fisik

5 Agustus 2018 14:07 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jubir Presiden Johan Budi  (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jubir Presiden Johan Budi (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pernyataan Presiden Jokowi yang meminta relawannya mengutamakan perdamaian saat kampanye tapi jangan takut jika serang memantik polemik. Jokowi dianggap menyerukan kekerasan di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Presiden Jokowi, Johan Budi Sapto Pribowo, membantah hal tersebut. Menurut dia, Jokowi hanya mengungkapkan pernyataan kiasan kepada para relawan.
"Saya kira yang disampaikan Pak Jokowi kiasan. Berantem jangan dikaitkan secara fisik. Kita tidak boleh memfitnah, tidak boleh mengeluarkan ujaran kebencian tapi kita harus siap. Berantem itu bukan fisik," ujar Johan usai menghadiri pelatihan caleg PDIP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (5/8).
Politikus PDIP ini mengingatkan, toh sebelum pernyataan soal berantem, Jokowi sudah mengingatkan para relawannya agar tidak menyebar fitnah atau menjelek-jelekkan kubu lawab.
"Jangan berantem diartikan fisik. Sebelum bicara itu, Pak Presiden pesan, jangan fitnah dan lain sebagainya," tutup Johan.
Pidato Jokowi yang dinilai memicu polemik itu disampaikan di depan ribuan relawannya di SICC Bogor, Sabtu (5/8). Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta agar para relawannya bisa berkampanye dengan damai, namun harus berani jika ada yang mengajak kelahi.
ADVERTISEMENT
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.