Istana: Tuduhan Prabowo soal Kinerja Intelijen Perlu Dibuktikan

15 Januari 2019 17:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaleswari Pramodhawardani. (Foto:  Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jaleswari Pramodhawardani. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menyanggah pernyataan Prabowo Subianto yang mengklaim kinerja intelijen negara bersifat tidak netral. Jaleswari menegaskan selama ini pemerintah telah menginstruksikan badan intelijen untuk bekerja sesuai aturan.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa Intel ini 'kan bekerja dalam koridor-koridor yang sudah ditetapkan UU Intellijen," kata Jaleswari di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Selasa (15/1).
Jaleswari pun menantang balik capres nomor urut dua itu untuk membuktikan pernyataannya. Apalagi, kata dia, Prabowo telah menuduh pemerintah melalui intelijen memata-matai sejumlah tokoh oposisi. Di tengah suhu politik yang memanas, Jaleswari menyadari akan banyaknya tudingan-tudingan yang mengarah ke petahana.
"Tuduhan Pak Prabowo itu saya rasa perlu dibuktikan dulu. Apakah benar Intel kita memata-matai itu? Karena kita tidak boleh serta merta langsung menyimpulkan itu," jelasnya.
Prabowo Subianto saat di JCC, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1/2019). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto saat di JCC, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1/2019). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Dalam konteks politik seperti ini, saya rasa tuduhan-tuduhan itu berseliweran di ruang publik kita. Jadi justru kita perlu mengecek balik apa alasan tuduhan-tuduhan itu? Saya perlu mengecek lagi video pidato itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam acara bertajuk 'Pidato Kebangsaan' yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Prabowo menyampaikan sejumlah visi-misi di hadapan pendukung dan menyinggung banyak hal, termasuk ingin menguatkan kinerja intelijen di Indonesia. Tanpa menyebutkan pihak mana yang dimaksud, Prabowo lalu mengingatkan bahwa intelijen seharusnya mengawasi musuh negara, bukan dalam negeri.
"Kita perlu intel yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat. Intel itu ngintelin musuh negara, jangan ngintelin... Jangan ngintelin mantan presiden RI. Jangan ngintelin mantan Ketua MPR RI. Jangan ngintelin anaknya proklamator kita. Jangan ngintelin mantan Panglima TNI. Jangan ngintelin ulama-ulama besar kita. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad, enggak apa-apa," teriak Prabowo di atas panggung, Senin (14/1).