Istimewanya Hutan Batang Toru: Habitat bagi Satwa dan Tumbuhan Langka

17 Desember 2018 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thismia, tumbuhan di hutan Batang Toru (Foto: Nanang Sujana)
zoom-in-whitePerbesar
Thismia, tumbuhan di hutan Batang Toru (Foto: Nanang Sujana)
ADVERTISEMENT
Harangan Tapanuli alias hutan Batang Toru memang istimewa. Hutan yang berada di 3 kabupaten (Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Utara) di Sumatera Utara ini menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa indah.
ADVERTISEMENT
Hutan seluas sekitar 150.000 hektar itu menjadi rumah bagi begitu banyak flora dan fauna termasuk yang endemik dan langka. Hutan ini sering menjadi objek penelitian karena begitu banyaknya potensi alam yang dihasilkan.
Orang utan Tapanuli. (Foto: Dok. Maxime Alliage)
zoom-in-whitePerbesar
Orang utan Tapanuli. (Foto: Dok. Maxime Alliage)
Salah satu binatang yang paling terancam punah dan hanya ada di Batang Toru adalah Orang Utan Tapanuli. Selain itu ada 6 jenis primata lain yang hidup di hutan primer ini. Yakni kelompok siamang, owa-owa, dan lutung endemik yang masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) alias terancam punah. Kemudian ada kukang dan beruk yang tercatat rentan, serta kera ekor panjang yang dianggap tidak terancam.
Ribuan kelelawar di goa kelelawar, Batang Toru (Foto: Nanang Sujana)
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan kelelawar di goa kelelawar, Batang Toru (Foto: Nanang Sujana)
Menurut buku berjudul 'Batang Toru' karya YEL/SOCP, telah ditemukan 91 jenis mamalia, termasuk 31 jenis kelelawar. Ekosistem Batang Toru menjadi suaka bagi 3 jenis mamalia yang berstatus terancam kritis yakni Orang Utan Tapanuli, harimau Sumatera, dan trenggiling. Terdapat pula 15 jenis mamalia dengan 4 berstatus terancam dan 11 rentan. Di antaranya beruang madu, tapir, kambing hutan, dan kucing emas.
Siput di hutan Batang Toru. (Foto: Dok. Nanang Sujana)
zoom-in-whitePerbesar
Siput di hutan Batang Toru. (Foto: Dok. Nanang Sujana)
kumparan bersama tim dari Hutan Itu Indonesia (HII) yang ditemani Yayasan Ekosistem Lestari/Sumatran Orang Utan Conservation Programme (YEAL/SOCP), menjelajah hutan Batang Toru pada 3-6 Desember 2018. Setiap sekitar pukul 11.00 WIB, kami selalu mendengar nyanyian merdu para siamang dari berbagai sisi. Para peneliti YEL/SOCP menyebut nyanyian itu sebagai morning call antar siamang. Indah sekali.
ADVERTISEMENT
Nyanyian nyaring itu selalu menjadi penyemangat kami saat menjelajah terjalnya medan Batang Toru.
Ribuan Tumbuhan yang Indah
Sejauh ini ada lebih dari 1.000 spesies pohon yang telah teridentifikasi di hutan Batang Toru dengan 82 famili tanaman. 26 Jenis pohon dari 14 famili disebut terancam punah dan rentan menurut IUCN, termasuk Rafflesia Arnoldi, kantung semar, dan thismia.
Kantung semar. (Foto: Nur khafifah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantung semar. (Foto: Nur khafifah/kumparan)
Banyak bunga dan buah berbentuk aneh yang belum pernah terlihat di hutan-hutan di daerah Jawa. Rata-rata buah-buahan itu merupakan makanan penting bagi hewan pengerat dan mamalia termasuk orang utan dan beruang madu.
Buah berbetuk seperti pesawat UFO. (Foto: Nur khafifah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah berbetuk seperti pesawat UFO. (Foto: Nur khafifah/kumparan)
Beragam jenis anggrek yang liar nan cantik juga tumbuh di hutan ini. Salah satu tanaman khas hutan hujan tropis, liliana, juga banyak tumbuh di Batang Toru. Liliana sangat penting karena menyediakan buah dan jalur untuk segala jenis hewan yang bergerak melalui kanopi hutan.
Strawberry di hutan Batang Toru (Foto: Nur Khafifah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Strawberry di hutan Batang Toru (Foto: Nur Khafifah/kumparan)
Buah-buahan hutan (Foto: Sumarwan/HII)
zoom-in-whitePerbesar
Buah-buahan hutan (Foto: Sumarwan/HII)
Selain itu ada banyak jenis jamur dengan beragam bentuk yang unik dan cantik. Namun jika tak memiliki pengetahuan mumpuni, disarankan untuk tidak menyentuh atau mengonsumsi jamur karena sangat sulit membedakan jamur yang beracun dan tidak beracun.
ADVERTISEMENT
Saat ini 85 persen kawasan Batang Toru berstatus sebagai hutan lindung. Sayangnya areal hutan terpenting dengan populasi Orang Utan Tapanuli tertinggi hanya berstatus Areal Penggunaan Lain (APL) sehingga tidak dapat perlindungan dari pemerintah. Untungnya sebagian besar areal ini sangat terjal dan tidak sesuai untuk pengembangan pertanian dan perkebunan.