Jadi Taruna Akpol Harus Sesuai Minat, Bila Tidak Bisa Depresi

16 Juli 2018 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pengumuman hasil tes psikologi calon taruna akpol (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengumuman hasil tes psikologi calon taruna akpol (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tahapan seleksi tingkat pusat calon taruna dan taruni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2018 masih terus berlangsung. Seleksi ini telah melewati tahapan ke 2 yaitu tes psikologi, penelusuran minat, dan kepribadian (PMK).
ADVERTISEMENT
Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, ada 7 aspek penilaian dalam seleksi psikologi tingkat pusat ini. 7 aspek tersebut adalah minat, integritas, kerja sama, loyalitas, komunikasi, manajemen stres, dan regulasi diri.
Suasana pengumuman hasil tes psikologi calon taruna akpol (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengumuman hasil tes psikologi calon taruna akpol (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Menurut Arief, Minat menjadi penilaian pertama dalam tes ini. Arief menjelaskan banyak taruna dan taruni Akpol dikeluarkan karena pendidikan kepolisian yang ditempuhnya tak sesuai dengan minat.
"Minat ini sangat penting karena dari beberapa kejadian tahun lalu ada yang dikeluarkan karena taruna tidak minat dia masuk Akpol. Dia dipaksa orang tua sehingga dia depresi dan enggak mau ikut kegiatan di Akpol," kata Arief di Kampus Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/7).
"Oleh karena itu dalam pemeriksaan psikologi tingkat pusat kita tes minatnya," imbuhnya mantan Kapolda Kalimantan Barat itu.
Calon taruna Akpol latihan di kawasan Monas (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Calon taruna Akpol latihan di kawasan Monas (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Selain itu, aspek kerja sama juga memiliki penilaian penting dalam proses seleksi ini. Aspek ini juga memiliki nilai yang paling tinggi yakni 3 poin, dibandingkan 6 aspek lainnya yang hanya memiliki 2 poin.
ADVERTISEMENT
"Saat pendidikan apalagi setelah bertugas nanti dia (taruna dan taruni) enggak akan kerja sendiri seperti teknokrat tapi dia juga bekerja dengan kawan sampingnya, sehingga kita berikan skor paling tinggi," ujar Arief.
Arief menegaskan 7 aspek ini harus dipenuhi oleh calon taruna dan taruni. Seorang calon taruna dan taruni dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) jika nilai yang diperolehnya dalam tes psikologi ikurang dari 61.
Calon taruna Akpol latihan di kawasan Monas (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Calon taruna Akpol latihan di kawasan Monas (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Selain penilaian psikologi, para calon taruna dan taruni Akpol juga ditelusuri latar belakangnya. Hal ini dilakukan untuk melihat kepribadian mereka selama ini.
"Tim PMK bekerja sama dengan Babinkamtibmas di Polsek-polsek, di desa-desa untuk menelusuri latar belakang kepribadian calon taruna, mulai dari cara bergaulnya di sekolah, di keluarga, serta penelusuran track record media sosialnya," jelas Arief.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Karo Dalpers SSDM Polri Brigjen Pol Sudarsno menjelaskan tes psikologi tersebut dilaksanakan dengan dua cara. Yaitu wawancara dan diskusi kelompok atau focus group discussion (FGD).
"Tanggal 11-16 Juli kita lakukan seleksi dengan cara wawancara lalu dilanjutkan dengan FGD," beber Sudarsono.
Pakta Integritas dan Sumpah Seleksi Akpol 2018 (Foto: Dok. SDM Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Pakta Integritas dan Sumpah Seleksi Akpol 2018 (Foto: Dok. SDM Polri)
Seleksi ini diikuti oleh 369 calon taruna dan taruni yang telah melewati tahap seleksi kesehatan. Dalam tes psikologi ini, ada 4 calon taruna yang dinyatakan gagal melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Sehingga, masih ada 365 calon taruna dan taruni yang harus bersaing untuk memperoleh kursi di Akpol yang tahun ini menerima 250 orang taruna dan taruni. Seleksi ini nantinya akan dilanjutkan ke tahap tes fisik pada Selasa (17/7) besok.
ADVERTISEMENT