Penyerahan Kekuasaan Soeharto Habibie

Jalan Terjal Karier Politik BJ Habibie

11 September 2019 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie merekam rekaman dengan kamera video ini ketika ia duduk bersama para hadirin untuk mendengarkan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidatonya di Universitas Indonesia di Jakarta pada 10 November 2010. Foto: AFP/BARBARA WALTON
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Presiden Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie merekam rekaman dengan kamera video ini ketika ia duduk bersama para hadirin untuk mendengarkan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pidatonya di Universitas Indonesia di Jakarta pada 10 November 2010. Foto: AFP/BARBARA WALTON
ADVERTISEMENT
Presiden ke-3 RI BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun karena sakit. Selama hidupnya, perjalanan karier Habibie tak hanya soal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Setelah hampir 20 tahun menempuh pendidikan dan bekerja di Jerman, Habibie dipanggil Presiden ke-2 RI Soeharto untuk kembali ke Indonesia pada 1973. Saat itu, Soeharto menilai Habibie bisa memberikan sentuhan baru di pengembangan industri teknologi di Indonesia.
Habibie pun kemudian menjadi pendiri Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Ia juga diberikan mandat oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1978, dan menjabat selama 20 tahun.
Presiden Indonesia BJ Habibie melambaikan tangan dari mobilnya setelah menerima atlet untuk Pesta Olahraga Asia Tenggara yang akan datang di sebuah stadion di Jakarta 17 Juli 1999 Foto: AFP/NUR
Namun, saat krisis moneter, Soeharto terpaksa menutup IPTN. Di saat-saat krisis ekonomi, Habibie diangkat sebagai wakil presiden sebagai wakil presiden dalam Kabinet Pembangunan VII pada 14 Maret 1998. Habibie, yang biasanya mengurusi pengembangan teknologi, akhirnya ikut dibuat pusing dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1997-1998.
Habibie disumpah Foto: Wikimedia Commons
Selang dua bulan kemudian, Habibie menggantikan Soeharto yang menyatakan mundur sebagai presiden, setelah gejolak politik dan reformasi pada 21 Mei 1998.
ADVERTISEMENT
Diakui Habibie, menjadi presiden di masa-masa krisis bukanlah hal mudah. Saat memimpin Indonesia, yang saat itu dalam keadaan berantakan, Presiden Habibie membuat beberapa keputusan penting. Beberapa keputusan itu tertuang dalam Undang-Undang, seperti UU Otonomi Daerah, UU Partai Politik, hingga UU Anti Monopoli.
Saat itu, banyak partai-partai politik terbentuk, karena Habibie memberikan kebebasan dan keleluasaan dalam berpolitik.
Tak hanya itu, lewat kabinet yang dibentuknya, sejumlah program pemulihan ekonomi Indonesia pascareformasi juga dibentuk untuk mengatasi krisis. Jika sebelumnya nilai mata uang rupiah mencapai Rp 15 ribu per dolar, maka Habibie berhasil menekannya jadi Rp 10 ribu per dolar.
Namun, Habibie juga tak terlepas dari kritik. Salah satunya saat ia dianggap menjadi penyebab lepasnya Timor Timur dari Indonesia pada 30 Agustus 1999.
Presiden Indonesia BJ Habibie melihat jam selama sesi khusus Majelis Permusyawaratan Rakyat, satu hari menjelang pemilihan presiden negara itu 19 Oktober 1999. Foto: AFP/OKA BUDHI
Habibie menilai konflik Timor Timur menghambat stabilitas ekonomi dan politik, sehingga ia memberikan dua opsi: menerima otonomi khusus atau memisahkan diri dari Indonesia. Yang kemudian keputusan akhir untuk menyelesaikan persoalan ini adalah memilih opsi kedua. Timor Timur juga menolak otonomi khusus yang ditawarkan Pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tuntutan referendum yang disuarakan rakyat Timor Timur ditanggapi Habibie, yang kemudian diajukan ke Sekjen PBB Kofi Annan. Dalam pertimbangannya, Habibie menyebut subsidi moneter yang diberikan pemerintah tak sebanding dengan manfaat yang didapat Timor Timur. Dan pada 30 Agustus 1999 menjadi hari bersejarah bagi Timor Timur yang akhirnya berhasil memisahkan diri dari NKRI lewat referendum kemerdekaan.
Dalam sidang umum MPR 1999, laporan pertanggungjawabannya Habibie ditolak. Pada hari yang sama, ia menyatakan mundur dari pencalonannya sebagai presiden, menyusul penolakan laporan pertanggungjawabannya.
Total Habibie menjabat sebagai presiden selama 1 tahun 5 bulan, sebelum akhirnya digantikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 20 Oktober 1999. Masa jabatan Habibie relatif singkat dibandingkan dengan presiden dan wakil presiden lainnya.
Mantan presiden Indonesia B.J. Habibie (kiri) memegang tangan presiden Indonesia yang baru terpilih Abdurrahman Wahid (kanan) ketika mereka memasuki Parlemen di Jakarta 20 Oktober 1999 sebelum upacara pelantikan. Foto: AFP/OKA BUDHI
ADVERTISEMENT
Setelah tak lagi menjabat sebagai presiden, Habibie memutuskan tinggal di Jerman. Ia juga mendirikan organisasi Habibie Center, dan menghabiskan masa-masa hidupnya bersama sang istri, Hasri Ainun Habibie, yang kemudian meninggal dunia pada 22 Mei 2010 karena kanker ovarium.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten