Jamu Antarkan Parmi ke Tanah Suci dan Putranya ke Perguruan Tinggi

12 Juni 2018 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Seno Bayuaji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Seno Bayuaji/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berada di era modern, minuman jamu sudah tersingkirkan dengan minuman energi hingga suplemen penguat daya tahan tubuh lainnya. Meskipun demikian bukan berarti penjual jamu gendong sudah tidak laris di pasaran. Hal itu dibuktikan oleh wanita asal Sukaharjo, Parmi.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya berjualan jamu selama hampir 25 tahun, Parmi kini bisa pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah yang ia cita-citakan sejak 30 tahun lalu.
"Alhamdulillah berkat jamu bisa melaksanakan umrah," ujar Parmi saat ditemui kumparan di rumahnya, Kamis (7/6)
Berawal dari bayang-bayang keinginan umrah sejak usianya 20 tahun, Parmi bertekad merantau ke Jakarta mengikuti jejak saudaraya berjualan jamu. Kini niat mendapat peruntungan di Jakarta pun membuahkan hasil. Dalam sehari Parmi mampu memperoleh keuntungan bersih Rp150.000 dan paling sedikit memperoleh Rp 90.000.
Parmi pedagang jamu gendong (Foto: Seno/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parmi pedagang jamu gendong (Foto: Seno/kumparan)
Dari uang hasil berjualan jamu gendongnya ia tabung agar dapat memenuhi keinginannya berangkat umrah dan keinginan lainnya. Tiap bulannya Parmi menyisihkan Rp 500.000 dari penghasilannya.
ADVERTISEMENT
"Sedikit-sedikit dikumpulin, dalam sebulan harus ada yang ditabung," ucap Parmi.
Pada April lalu, akhirnya Parmi bisa berangkat umrah bersama dengan kakaknya. Rasa senang dan haru bercampur aduk tak bisa ia deskripsikan saat menginjakkan kaki di tanah suci. Parmi tak menyangka dari hasil jerih payahnya memikul bakul jamu, ia bisa datang ke tanah suci.
"Engga pernah menyangka kalau bisa umrah, engga berhenti bersyukur sama Allah karena jamu ini bisa memenuhi keinginan saya," tuturnya.
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Marissa Krestianti/Kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Marissa Krestianti/Kumparan )
Dengan jamu, Parmi juga bisa menyekolahkan anak tunggalnya, Aldo, yang kini kuliah di salah satu Universitas Swasta di Solo. Dia tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya yang hanya sekolah sampai kelas 3 SD.
Oleh karena itu Parmi tidak mengenal lelah berjualan jamu hanya untuk menyekolahkan anak semata wayangnya setinggi mungkin. Parmi berharap sang buah hati dapat bekerja menjadi pegawai di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Ya pengennya Aldo jadi Pegawai di Jakarta, pegawai Sido Muncul ya enggak apa-apa, kan perusahaan itu besar dan sukses. Pokoknya saya ingin sekali anak saya punya pekerjaan yang enak dan tetap, tidak seperti ibu bapaknya ini," tuturnya.
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Marissa Krestianti/Kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Parmi, penjual jamu gendong. (Foto: Marissa Krestianti/Kumparan )
Keinginannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, membuat Parmi tinggl jauh dari anaknya, Parmi hidup di Cipete, Jakarta Selatan untuk berjualan jamu, sedangkan anaknya berada di Sukoharjo. Rasa rindu untuk bertemu sang buah hati pun selalu ia rasakan. Parmi serigkali menyisihkan uang tabungannya untuk membeli tiket bus ke Sukoharjo hanya untuk melepas rindu pada anaknya.
Namun sejak ia menjadi penjual jamu di Jakarta, momen lebaran selalu ia tunggu. Beruntungnya, selama 25 tahun menjadi penjual jamu gendong di Jakarta, Parmi tidak harus repot-repot mengantre memburu tiket pulang seperti para pemudik lainnya. Parmi juga tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli tiket bus untuk mudik ke Sukoharjo yang harganya bisa naik tinggi ketika musim mudik.
ADVERTISEMENT
Sejak 25 tahun lalu, Parmi selalu menjadi bagian dari program mudik gratis Sido Muncul. Dia bersama ribuan penjual jamu gendong pulang bersama-sama ke kampung halaman dengan menaiki bus gratis dari produses jamu kemasan itu.
"Alhamdulilah selalu ikut program mudik gratis Sido Muncul, cuman syarat fotokopi KTP doang, tidak dipersulit," pungkasnya.