Jawaban Trump saat Ditanya soal Sinterklas Picu Kemarahan Netizen

26 Desember 2018 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump rayakan Natal di Gedung Putih. (Foto:  REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump rayakan Natal di Gedung Putih. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump memicu kemarahan netizen di media sosial setelah menjawab pertanyaan soal Sinterklas dari seorang bocah. Jawaban dari Trump dianggap merusak khayalan anak-anak di hari Natal.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, peristiwa ini terjadi ketika Trump menerima telepon dari anak tujuh tahun bernama Coleman Lloyd dari Lexington, South Carolina. Telepon Coleman dihubungkan ke Trump oleh program pelacak Sinterklas milik Komando Pertahanan Udara Amerika Utara (NORAD) pada malam Natal (24/12).
Trump yang duduk di samping istrinya, Melania, mengatakan kepada Coleman: "Kau masih percaya Sinterklas? Karena di usia 7 tahun, itu marginal, ya kan?"
Collman yang tidak tahu arti "marginal" menjawab "Ya, pak". Trump menutup telepon setelah mengatakan "Well, selamat bersenang-senang".
Tidak butuh waktu lama hingga netizen menggila. Mulai dari warga biasa hingga Senator mengkritik Trump, mengatakan Presiden telah merusak imajinasi anak-anak.
"Sangat fantastik Trump menghabiskan malam Natal menelepon anak tujuh tahun dan mengatakan keyakinannya soal Sinterklas di usia itu 'marginal'," kata Senator Partai Demokrat Chris Murphy di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak sedikit juga yang mendukung Trump, salah satunya pengguna Twitter bernama Irtiza Sheikh.
"Trump banyak melakukan kesalahan, tapi mengatakan kepada anak 7 tahun bahwa Sinterklas tidak benar-benar ada adalah salah satu hal yang dia lakukan dengan benar. Seseorang harus melakukannya," kata Irtiza.
Tidak ada komentar dari Gedung Putih terkait keramaian di Twitter ini.
Trump tidak menghabiskan liburan Natal di penginapan Mar-a-Lago di Florida seperti tahun sebelumnya. Dia dan Melania terpaksa berada di Gedung Putih, Washington DC, setelah pemerintahan AS shutdown sebagian karena anggaran tidak disetujui Kongres.