news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jefferson, Sosok Kreatif di Balik Logo dan Maskot Asian Games 2018

17 September 2018 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jefferson Edri, kreator logo dan maskot Asian Games 2018. (Foto: Jafrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jefferson Edri, kreator logo dan maskot Asian Games 2018. (Foto: Jafrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Asian Games 2018 yang digelar di dua kota yakni Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, menuai banyak apresiasi dari masyarakat Indonesia bahkan mancanegara. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhasil membuat terpukau masyarakat selama pembukaan, penyelenggaraan, hingga penutupan.
ADVERTISEMENT
Kemeriahan Asian Games 2018 ini tentu tak lepas dari logo dan tiga maskot Asian Games, yakni Bhin Bhin, Atung, dan Kaka. Di balik logo dan ketiga maskot Asian Games 2018 tersebut ternyata ada tangan kreatif Jefferson Edri, sebagai kreator.
Sembari ngopi di kedai kopi, Jefferson mengisahkan ikut andilnya dirinya dalam kesuksesan Asian Games 2018. Kala itu, tahun 2016 awal, Jefferson tertarik dengan ajakan temannya di group komunitas ADGI (Asosiasi Desain Grafis Indonesia) untuk meramaikan sayembara mendesain logo dan maskot Asian Games 2018.
Jefferson pun memenuhi syarat sayembara yang dibuat oleh Kemenpora dan Bekraf tersebut. Ia mengaku tidak ada ambisi untuk memenangkan sayembara itu. Ia hanya berniat untuk meramaikan sayembara mendesain maskot dan logo Asian Games bersama teman-teman komunitasnya.
ADVERTISEMENT
Namun dari keisengannya hanya sekedar meramaikan sayembara itu berbuah manis. Awal Mei 2016, Jefferson mendapat kabar bahwa timnya yang diberi nama Featstudio terpilih sebagai salah satu finalis dari 11 studio desain yang juga menjadi finalis.
Bersama 11 finalis lainnya, Jefferson dipanggil ke kantor Kemenpora untuk diberikan brief seputar logo dan maskot yang sesuai dengan identitas Indonesia dan Asian Games 2018.
Pria yang akrab disapa Jeff itu, mengaku tidak menyangka dengan pengumumannya terpilihnya dia sebagai salah satu finalis dari 11 finalis lainnya.
"Setelah itu dikasih waktu 3 minggu lalu dikasih proposal. Langsung panik dan masalahnya kita jujur aja sebelumnya enggak tahu Asian Games sebelumnya, di kepala saya waktu itu ASEAN Games saya kira, maksudnya sekelas SEA Games itu yah, ternyata bukan, ternyata ini acara olahraga multi-event kedua terbesar setelah olimpiade, " tutur Jefferson kepada kumparan, Kamis (6/9).
ADVERTISEMENT
Kepanikannya bertambah saat ia mendengar desainnya terpilih diantara 11 finalis lainnya. Malam itu, Jefferson diminta meeting bersama panitia lain mengenai logo dan maskot yang ia desain. Jeff pun dikagetkan dengan dimintanya dirinya untuk presentasi di kantor Sekretariat Negara esok paginya.
"Saya bingung, saya datang terus meeting, ngobrol-ngobrol, baru dikagetin kalau kita yang dipilih, jam 9 pagi tolong presentasi di kantor Sekneg, dan itu sudah jam 8 malam. Saya pun langsung enggak tidur karena harus prepare semuanya untuk presentasi paginya," tambahnya.
Maskot Asian Games yaitu Bhin-bhin,  Atung,  dan Kaka menghibur sejumlah pengunjung dengan menari di kawasan Gelora Bung Karno,  Jakarta, Senin (20/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maskot Asian Games yaitu Bhin-bhin, Atung, dan Kaka menghibur sejumlah pengunjung dengan menari di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (20/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Munculnya Ide
Desain logo dan maskot yang di desain oleh Jefferson memang sesuai brief yang diberikan oleh Kemenpora dan Bekraft. Namun brief dengan tema Energy of Asia dalam bentuk narasi itu ia implementasikan dalam bentuk visual.
ADVERTISEMENT
Butuh riset yang mendalam untuk mengimentasikan menjadi visual. Pasalnya para finalis yang mengikuti sayembara tersebut diminta untuk membuat visual yang mencakup tentang Indonesia, negara Asia dan dunia olahraga.
Jefferson pun mempelajari sejarah Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia tahun 1962, demi memahami makna maskot yang ia desain. Menurutnya ada banyak fakta menarik yang ditemukan dirinya. Salah satunya Presiden Soekarno sangat menunggu momen Indonesia bisa menjadi tuan rumah sebuah event internasional.
"Pak Soekarno meminta stadium Gelora Bung Karno dikasih atap sama arsiteknya. Jadi buat saya, wow banget. Jadi tahu stadium GBK itu stadium pertama di dunia yang punya atap, karena sebelumnya semua stadium di dunia itu tidak punya atap. Ada banyak fakta-fakta seperti ini yang belum pernah saya dengar," ujar Jefferson.
com-Maskot Asian Games 2018 (Foto: Anggi Bawono/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
com-Maskot Asian Games 2018 (Foto: Anggi Bawono/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ia menyebut hal tersebut dilakukan Presiden Soekarno agar Indonesia dikagumi negara lain. Jeff juga menilai bahwa olahraga dapat mempersatukan bangsa dan negara. Dari berbagai fakta filosofis itulah, Jeff mengembangkan brand story dengan tema Keep the Dream Alive.
GBK dinilai menjadi ide utama dalam membuat desain logo. Jefferson bersama timnya mengambil bentuk dari kompleks Gelora Bung Karno (GBK) dengan 8 jalur keluar masuk ke Stadion Utama GBK dasar bentuk identitas Asian Games 2018.
Sedangkan untuk tiga maskot Bhin Bhin, Atung, dan Kaka, ia terinspirasi dari banyaknya binatang khas Indonesia. Lalu ia memilih tiga binatang yang mampu mewakili Indonesia dari Sabang hingga Marauke.
Ketiga maskot itu adalah Bhin Bhin si burung cendrawasih, burung khas dari Papua. Lalu ada Atung si rusa bawean, yang terinspirasi dari rusa endemik di Bawean, Gresik, Jawa Timur. Dan yang terakhir Kaka si badak Jawa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya Bhin Bhin paling sulit untuk ia desain. Sedangkan Atung sempat mendapat revisi oleh Kemenpora, karena pada desain sebelumnya Atung mengenakan batik parang dari Jawa. Jefferson diminta untuk menggantinya dengan batik betawi dengan alasan Asian Games diselenggarakan di Jakarta.
"Gitu aja permintaan yang secara official dari mereka, tapi kalau revisi bentuk enggak," pungkasnya.