Jejak Harimau yang Dinyatakan Punah di Tanah Jawa

13 September 2017 19:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harimau Jawa di Ujung Kulon pada 1938 (Foto: Andries Hoogerwerf/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Jawa di Ujung Kulon pada 1938 (Foto: Andries Hoogerwerf/Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Kabar gembira datang dari Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Diduga harimau jawa atau Panthera Tigris Sondaica menampakkan diri di Padang Cidaun, lokasi banteng banyak tinggal. Memang di lokasi, pada 25 Agustus itu, seekor banteng terkapar, diduga dimangsa harimau.
ADVERTISEMENT
Petugas Taman Nasional Ujung Kulon sempat mengambil foto diduga harimau Jawa itu.
"Lorengnya beda dengan macan tutul," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Mamat Rahmat menjelaskan fisik harimau Jawa, saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (13/9).
Penampakan harimau yang dinyatakan punah sejak 1980 ini memang mesti diperjelas dengan bukti-bukti yang lebih kuat. Tak heran kalau kemudian dua Tim Taman Nasional Ujung Kulon bergerak melacak harimau jawa itu, kamera dan video disiapkan untuk membuktikan eksistensi keberadaan si loreng di hutan di Pulau Peucang dan Padang Sidaun.
Harimau Jawa mati diburu Mei 1941 di Malingping (Foto: H. Bartels/Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Jawa mati diburu Mei 1941 di Malingping (Foto: H. Bartels/Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
Merunut ke belakang, harimau jawa memang menjadikan Ujung Kulon sebagai habitatnya. Dari foto-foto yang berserak, walau hitam putih, ada beberapa yang menampilkan keterangan bahwa harimau jawa pernah ada di Ujung Kulon dan diburu.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan Didik Raharyono di laman pedulikarnivorjawa.org, terungkap bahwa penampakan harimau jawa di kawasan Ujung Kulon sudah terekam lama. Ada catatan laporan pada tahun 1999, harimau loreng terlihat di Ujung Kulon oleh peneliti feses badak (Oskar LIPI). Kemudian di dekat Ujung Kulon tahun 2000, juga ada laporan.
Hewan diduga Harimau Jawa di TNUK (Foto: Dokumentasi Taman Nasional Ujung Kulon)
zoom-in-whitePerbesar
Hewan diduga Harimau Jawa di TNUK (Foto: Dokumentasi Taman Nasional Ujung Kulon)
Melihat dari persebaran geografisnya, harimau jawa tersebar dari ujung timur Pulau Jawa hingga ujung barat. Laporan penampakan hingga jejaknya juga terpapar. Masih dari laman pedulikarnivorjawa.org yang ditulis Didik disebutkan, pernyataan kepunahan harimau jawa sebenarnya sudah terbantahkan dengan adanya pelaporan dari seorang jagawana TN Meru Betiri yang melihat seekor harimau loreng melintas di Sukamade Pantai tahun 1993.
Kemudian ditemukan jejak berukuran (26x28) cm tahun 1997 di Sukamade (FK3I Korda Jatim); feses berdiameter 6 cm di tahun 1998 (Jagawana TNMB), feses berdiameter 7 cm tahun 2004 di Watu Gembuk dan jejak berukuran (14X16) cm tahun 2006 (PEH TNMB). Selain itu masyarakat sekitar hutan TN Meru Betiri (warga Samenrejo, Bandealit, Sumbersari, Terbasala dan Baban) masih sering menginformasikan tentang perjumpaan dengan macan loreng, bukan macan tutul.
ADVERTISEMENT
Harimau Jawa  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Jawa (Foto: Pixabay)
Mengutip Wikipedia, harimau jawa mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar daripada harimau bali dan kurang lebih sama besar dengan harimau sumatera. Harimau jawa jantan mempunyai berat 100-140 kg, sementara yang betina berbobot lebih ringan, antara 75–115 kg. Panjang kepala dan tubuh hewan jantan sekitar 200-245 cm; hewan betina sedikit lebih kecil.
Harimau jawa tercatat menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan mungkin pula berkeliaran di Pulau Jawa. Harimau jawa ini biasa memangsa babi hutan, rusa jawa, banteng, dan kadang-kadang juga reptil serta burung air.