Jelang Pilkada 2018, KPU Gelar Coklit Serentak di 171 Daerah

20 Januari 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Arief Budiman (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Arief Budiman (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum menggelar Gerakan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) Data Pemilih Serentak Nasional, Sabtu (20/1). Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) diimbau lebih teliti bekerja dan memiliki target.
ADVERTISEMENT
Gerakan Coklit Serentak ini dipusatkan di Kota Surabaya. Para PPDP Jatim bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan KPU Jawa Timur menggelar apel di lapangan Balai Kota Surabaya, sebelum terjun ke rumah penduduk.
Kegiatan ini dilakukan secara serentak di 171 daerah jelang Pilkada 2018 dengan sistem door to door. Sebanyak tujuh komisioner KPU tingkat pusat, 155 komisioner di tingkat provinsi, 1.905 komisioner tingkat kabupaten/kota, 27.820 panitia pemilihan kecamatan, 193.602 panitia pemungutan suara, serta 385.791 petugas PPDP diikutsertakan.
Ketua KPU RI Arief Budiman menegaskan, gerakan ini dilakukan untuk mengingatkan semua pihak, serta menandai dimulainya suatu pekerjaan. Pasalnya, berdasarkan kultur masyarakat, meski diberi tenggat waktu, pekerjaan seringkali di akhir masa tenggang yang diberikan.
Gerakan Coklit KPU serentak Nasional. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerakan Coklit KPU serentak Nasional. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
“KPU ingin mengubah (kultur), makanya sejak mulai, kita melakukannya,” paparnya dalam sambutan kegiatan apel petugas Pemutakhiran data pemilih di Balai Kota.
ADVERTISEMENT
Arief berharap, untuk mengontrol data pemilih bukan hanya tugas penyelenggara pemilu, melainkan juga seluruh stakeholder dan masyarakat. Semua elemen, kata dia, harus memastikan bahwa yang dikerjakan tak melanggar aturan.
“Makanya pencocokannya di lapangan ketemu dengan pemilih dan konfirmasi ke RT/RW dan pihak terkait,” ujarnya.
Mantan Komisioner KPU Jatim ini menegaskan, untuk memastikan kegiatan coklit sudah dikerjakan PPDB, pada setiap buku kerja yang sudah ada, terdapat kolom centang. Selanjutnya, tanda lainnya adalah kaca pembesar. Artinya, selain melakukan coklit, pekerjaan yang dilakukan harus teliti.
“Cocokan datanya, teliti bekerja! Itu yang menjadi slogan kita,” ujarnya.
Arief mengatakan, pada hari pertama kegiatan coklit, setiap PPDP ditargetkan akan mencocokkan data, minimal di lima rumah. Seluruh petugas PPDP jumlahnya lebih dari 300 ribu orang. Jika masing-masing melakukan coklit di lima rumah, diperkirakan sebanyak 1,9 juta rumah yang sudah dicoklit.
ADVERTISEMENT
“Jika satu rumah ada 4 orang, hampir 8 juta data pemilih kita dapat,” ujarnya.
Arief menambahkan, kegiatan coklit dilakukan selama satu bulan, mulai 20 Januari – 18 Februari. Dia berharap kepada seluruh petugas PPDP, selain bekerja dengan teliti, juga sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Pencocokan data harus dimulai dari awal, jika ada kekurangan dilakukan penyempurnaan.
“Jangan sampai problem data pemilih muncul di kemudian hari,” serunya.
Menurut Arief, jika ada persoalan data pemilih, KPU siap memperbaikinya. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang belum mempunyai e-KTP segera mengurusnya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil masing-maising daerah.
Kegiatan Coklit Serentak Nasional masuk rekor MURI karena melibatkan 171 daerah, dengan 27.820 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), 193.602 Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 385.791 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap kepada PPDP untuk melakukan tugasnya dengan cermat dan teliti. Menurutnya, selain mengecek ke lapangan, mereka juga melakukan konfirmasi ke RT/RW dan instansi terkait, agar data yang dihasilkan valid.
Risma meminta, apabila ada persoalan pada data pemilih, petugas tidak mengambil keputusan sendiri. Namun, dikonsultasikan kepada pihak lainnya.
Tri Risma di acara Ngebuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Risma di acara Ngebuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Jangan lupa konfirmasi RT-RW apakah benar-benar valid. Dikonsultasikan bila ada selisih angka sedikit pun. Saya yakin petugas bisa melakukan dengan serius juga tulus," ujar Risma.
Dia menegaskan, kegiatan pencocokan dan penelitian data pemilih tersebut cukup penting, karena berpengaruh pada keadilan warga. “Untuk itu saya mohon kepada panitia coklit, tolong dikroscek betul,” harapnya.
Laporan Reporter: Phaksy Sukowati
ADVERTISEMENT