Jelang Transplantasi Hati Bayi Penderita Atresia Bilier

13 Oktober 2017 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donasi online untuk Bayi Mishalova (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Donasi online untuk Bayi Mishalova (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak putrinya divonis mengidap atresia bilier (kelainan hati) tahun lalu, Hanindya sudah membulatkan tekad untuk mendonorkan hatinya demi sang buah hati. Kini setelah berbulan-bulan menanti, waktu untuk transplantasi atau cangkok hati segera tiba.
ADVERTISEMENT
Kondisi kesehatan putri Hanindya, Mishalova, yang sempat memburuk pada pekan lalu, kini sudah mulai stabil. Balita berumur 1 tahun 4 bulan ini sudah keluar dari IGD RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Namun sebelum menjalani transplantasi hati, pendonor harus di-screening terlebih dahulu. Screening dilakukan untuk mengetahui kecocokan pendonor dengan pasien.
"Proses screening yang akan saya jalani memakan waktu sekitar 2 minggu. Tiap hari saya harus ke lab untuk mencocokkan darah, hati, dan sebagainya," tutur Hanindya saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (13/10).
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
Sedianya prosedur screening akan dilakukan bulan ini. Namun karena dokter yang akan melakukan operasi transplantasi hati masih berada di Jepang, waktu operasi diundur. Screening hati bagi Hanindya juga diundur, agar validasi hasilnya tidak berubah.
ADVERTISEMENT
Proses screening membutuhkan biaya tidak murah. Setidaknya untuk masing-masing pendonor harus mengeluarkan dana sekitar Rp 40 juta. Hanindya dan istri memang sudah siap menjalani screening, namun mereka masih kekurangan dana untuk membayarnya.
"Mudah-mudahan tubuh saya cocok dengan anak saya. Jadi yang screening cukup saya saja, istri saya tidak usah," ujar Hanindya.
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Dok. Hanindya)
Biaya screening pendonor hati tidak dicover BPJS. Sebab BPJS hanya mendanai biaya pengobatan orang sakit. "Saya kan tidak sakit. Jadi harus bayar sendiri," kata Hanindya.
Hanindya harus menjalani proses screening mandiri di luar tanggung jawab tim dokter RSCM, yakni di lab Prodia. Screening ini akan dilakukan setelah tim dokter memutuskan tanggal transplantasi hati untuk Mishalova.
"Saya masih nunggu perintah dari tim dokter transplantasi," katanya.
ADVERTISEMENT
Hanindya juga sudah siap menerima risiko pasca transplantasi. Menurut dokter, tubuh pendonor akan lebih rentan dan mudah lelah. Sehingga para pendonor hati tidak boleh melakukan pekerjaan berat hingga minimal 1-2 tahun setelah proses transplantasi dilakukan. Pendonor juga harus mengkonsumsi obat rutin.
"Hati kan bisa tumbuh, harapannya setelah 1-2 tahun dan dipacu obat, hati akan tumbuh seperti semula," ujarnya.
Sementara itu terkait kondisi Mishalova, saat ini lingkar lengan tangannya sudah 11,5 cm. Sedangkan lingkar lengan minimal untuk menjalani transplantasi hati adalah 12 cm. "Tinggal setengah cm lagi, mudah-mudahan bulan depan bisa," katanya.
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova, Bayi Penderita Atresia Biller (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
Saat ini Hanindya sedang berada di kampung halamannya di Batang, untuk melanjutkan mencari nafkah. Sedangkan Mishalova dirawat oleh ibunya di Jakarta. Mereka menyewa kos di kawasan Salemba agar dekat dengan RSCM, tempat Mishalova kontrol rutin.
ADVERTISEMENT
Setiap harinya Mishalova harus mengkonsumsi susu khusus yakni Peptamen Junior. Bayi perempuan mungil ini harus menghabiskan 2 kaleng susu Pepatamen Junior untuk 3 hari. Setiap kaleng, harganya Rp 300 ribu. Sehingga dalam sebulan rata-rata Hanindya menghabiskan biaya Rp 4,5 juta khusus untuk membeli susu.
Mishalova dan sepupunya (Foto: Hanindya)
zoom-in-whitePerbesar
Mishalova dan sepupunya (Foto: Hanindya)
Saat ini, donasi yang dikumpulkan kumparan (kumparan.com) bersama kitabisa.com untuk Mishalova mencapai Rp 130 juta dari 810 donatur. Donasi ini masih berlangsung, dan sebagian sudah dicairkan untuk membeli susu Mishalova.
Pencairan selanjutnya selain digunakan untuk pembelian susu Peptamen Junior, juga akan digunakan untuk membiayai proses screening Hanindya. Bagi Anda yang tergerak untuk membantu Mishalova, dapat menyalurkan donasi melalui tautan berikut: