Jembatan yang Didesain Risma Dipakai Lagi Setelah Ada Hasil Uji Beban

24 April 2018 15:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uji kemampuan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uji kemampuan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selama dilakukannya uji pembebanan dan ketahanan Jembatan Ujung Galuh Surabaya, Selasa (24/4), Dinas Perhubungan Surabaya menutup kembali arus jalan jembatan. Rekayasa lalu lintas dikembalikan seperti rekayasa lama, sampai dengan proses pengujian jembatan yang didesain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu berakhir.
ADVERTISEMENT
"Arus akan kita kembalikan semula kalau uji pembebanan dari Tim Lab ITS kelar. Sekarang ini segmen Jalan Darmokali Utara jadi dua arah lagi seperti sebelum dibukanya jembatan," ujar Irvan Wahyudrajat, Kepala Dishub Surabaya, kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (23/4).
Irvan mengungkapkan, Dishub Surabaya sudah menyelesaikan rangkaian rambu-rambu jalan dan traffic light di persimpangan sekitar Jembatan Ujung Galuh. Rambu-rambu tersebut siap dioperasikan sebelum jembatan diresmikan pada awal Mei mendatang.
"Minggu ini akan kita pasang semua di simpang Darmokali, jadi awal Mei kalau ada peresmian jembatan sudah kita siapkan semua," ujar Irvan.
Uji ketahanan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uji ketahanan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Irvan masih menunggu hasil analisa uji pembebanan dari Tim Lab Struktur ITS untuk memastikan kembali klasifikasi penggunaan agar tidak melampaui beban bagi kendaraan tertentu yang melintasi badan jembatan.
ADVERTISEMENT
"Kalau rekomendasinya maksimal 8 ton akan kita pasang rambu sesuai klasifikasi tonase," tandasnya.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya dan tim laboratorium struktur ITS menguji ketahanan jembatan dengan beban tonase mencapai 200 ton. Upaya ini juga sebagai evaluasi atas kasus ambruknya Jembatan Widang di Babat Lamongan beberapa waktu lalu.
"Karena kondisi jembatan masih baru, maka beban yang kita ujikan sekaligus bertonase besar," ujar Kepala DPUBMP Erna Purnawati.
Dishub menunggu Rekomendasi Hasil Uji Pembebanan (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dishub menunggu Rekomendasi Hasil Uji Pembebanan (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Hingga Selasa siang, beberapa staf lab ITS masih memasang rangkaian scanner dan detektor di sejumlah titik badan jembatan. Panel pemindai tidak hanya disematkan di atas jembatan, tapi juga di sisi bawah jembatan. Rangkaian panel ini terhubung dengan kabel dan ditampilkan lewat sebuah monitor.
ADVERTISEMENT
Terpisah, staf Bidang Lab Vibrasi dan Akustik Teknik Fisika ITS Dani Arifianto mengatakan, pemindai yang dipasangkan ialah untuk memantau jumlah getaran atau vibrasi pada jembatan pada saat terjadi aktivitas tertentu. Getaran akan terekam dan terpampang dalam monitor yang dipantau oleh staf bagian operator.
Pada awalnya, tim lab memantau getaran ketika kondisi beban kendaraan dalam kondisi diam atau terparkir. Beban kendaraan yang dibebankan juga bertahap, awalnya 50 ton kondisi diam.
"Dari monitor kita bisa lihat gelombang getarannya. Tujuannya untuk mengetahui respons dinamik pada jembatan," ujar Dani.
Uji kemampuan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Uji kemampuan Jembatan Ujung Galuh. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Alumnus ITS ini menambahkan, survei yang dilakukan juga untuk mengetahui perilaku jembatan ketika dipakai. Alat yang digunakan juga bisa memprediksikan waktu pakai jembatan secara dinamis serta memperkirakan berat tonase maksimal.
ADVERTISEMENT
"Secara hitungan sipil, jembatan bisa menahan beban hingga 50 tonase. Tapi waktu pakai jembatan tentu bergantung pada kondisi dinamis kendaraan yang berjalan di atasnya," ujarnya.
Setelah kondisi statis, penguji juga menjajal kemampuan jembatan dengan kondisi truk berjalan beriringan. Hal ini guna memantau respons jembatan dalam kondisi bergerak. "Kalau bergerak tentu lebih komplet kami dapatkan datanya daripada posisi diam. Meski tekanan lebih tinggi diam, tapi beban yang ditimpakan pada jembatan tetap sama," imbuhnya.
Jembatan Ujung Galuh Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Ujung Galuh Surabaya. (Foto: Phaksy Sukowati/ kumparan)
Nantinya, rekomendasi dari hasil survei tim laboratorium struktur teknik sipil akan diserahkan kepada DPUBMP ataupun Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Sehingga, urusan pemeliharaan dan pembatasan tonase kendaraan yang melintas bisa diformulasikan dalam aturan kebijakan.
Setelah Jembatan Ujung Galuh kembali beroperasi reguler rekayasa lalu lintas yang dilakukan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pertama, pengendara dari Jalan Bengawan (Barat) yang menuju ke Jalan Ngagel (Timur) atau Dinoyo (Utara), bisa langsung melintasi Jembatan Ujung Galuh.
Kedua, pengendara dari Jalan Darmokali (Selatan) arah ke Jalan Dinoyo (utara) kini tidak bisa langsung lurus. Namun harus belok kanan ke Jembatan Ujung Galuh dan bisa melewati jembatan lama BAT.
Ketiga, pengendara dari arah Jalan Dinoyo (Utara), bisa langsung lurus ke Jalan Darmokali (selatan) dan bisa belok kanan ke Jalan Bengawan.