Jenazah Gempa Sulteng yang Belum Dikubur Berpotensi Cemari Lingkungan

3 Oktober 2018 8:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TNI membantu prosesi Pemakaman masal korban akibat bencana gempa dan tsunami Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
TNI membantu prosesi Pemakaman masal korban akibat bencana gempa dan tsunami Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polda Sulawesi Tengah telah mengidentifikasi 622 jenazah yang berasal dari seluruh wilayah yang terkena dampak gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Herry Murwono merincikan jumlah korban berdasarkan jenis kelaminnya, yakni 223 laki-laki, dan 399 perempuan.
Herry menyebut, jenazah sulit diidentifikasi lantaran tubuhnya sudah melepuh, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu harus segera dimakamkan.
“Sulit karena kondisi sudah tak bisa dikenali dan sudah berapa hari dan berpotensi menimbulkan penyakit serta pencemaran lingkungan,” kata Herry kepada kumparan, Rabu (3/10).
Pemakaman masal korban gempa dan tsunami Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman masal korban gempa dan tsunami Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Herry mengungkapkan, saat ini tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri masih berusaha mengidentifikasi korban di sejumlah rumah sakit. Rumah sakit paling banyak menampung korban yakni RS Bhayangkara di Kota Palu.
“RS Bhayangkara 482, jenazah yang dimakamkan keluarga 187, jenazah yang dimakamkan secara massal 295, di RS Undata 140,” kata Herry.
ADVERTISEMENT
Herry mengatakan, saat ini jenazah di RS Undata telah dimakamkan seluruhnya lantaran banyak yang mulai rusak.
“Dimakamkan massal di kawasan Poboya,” pungkasnya.