Jerman Pertimbangkan Rencana Kontrol Border dengan Prancis

20 Agustus 2018 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kontrol Border. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kontrol Border. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Jerman mengejutkan negara-negara Eropa lainnya dengan mengusulkan pemeriksaan imigrasi pada perbatasan Jerman-Prancis, negara tetangganya yang juga merupakan negara kuat. Selain dengan Prancis, Jerman juga sedang mempertimbangkan rencana untuk mengadakan pemeriksaan imigrasi pada perbatasan Jerman-Swiss. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan kebebasan bergerak dalam negara-negara Uni Eropa yang tergabung dalam area schengen. Selama ini masyarakat bisa masuk dari satu negara schengen ke negara schengen lain tanpa adanya pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah pengungsi yang masuk melalui Spanyol. Jerman mendapatkan tekanan untuk tidak mengulangi lagi krisis pengungsi yang terjadi pada tahun 2015. Saat itu lebih dari satu juta pengungsi masuk ke negara Jerman.
Helmut Teichmann dari Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa mereka sangat khawatir dengan situasi yang terjadi di Spanyol.
"Kami takut jika ada terlalu banyak imigran yang masuk ke Prancis, Belgia, Belanda, Luxembourg, dan Jerman,” Ujarnya. Negara-negara Eropa lain juga diharapkan untuk bisa mengambil imigran masuk ke negaranya.
Kanselir Jerman, Angela Merkel berhasil membuat perjanjian dengan Yunani dan Spanyol untuk memulangkan imigran yang masuk ke Jerman untuk kembali ke Yunani dan Spanyol jika diketahui mereka sudah mencari asylum di sana. Merkel juga sedang berusaha membuat perjanjian dengan Italia. Ia mengatakan bahwa negosiasi dengan pemerintah Italia juga cukup baik. Keberhasilan negosiasi dengan Italia akan menjadi terobosan yang besar dan meringankan tekanan migrasi yang ada.
ADVERTISEMENT
Namun, sejauh ini Italia tidak memiliki pendapat yang sejalan dengan negara-negara Eropa lainnya. Italia menolak untuk mengambil para imigran dan malah meminta negara lain untuk mengambil mereka.
Minggu lalu kapal kemanusiaan Aquarius meyelamatkan 141 orang pada pantai Libya. Namun Italia menolak untuk menerima 141 orang tersebut.
Menteri Dalam Negeri Italia yang berasal dari sayap kanan mengatakan “Mereka dapat pergi kemana saja yang mereka mau, tapi tidak ke Italia.” Ia menyebutkan Prancis, Jerman, Inggris atau Malta sebagai negara yang dapat mereka tuju.