JK Ajak Palang Merah Dunia Beri Bantuan ke Afghanistan dan Myanmar

26 September 2019 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan ke-2 HLP Sustainable Ocean Economy Foto: Dok. KKP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan ke-2 HLP Sustainable Ocean Economy Foto: Dok. KKP
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyoroti krisis kemanusiaan yang ada di Afghanistan dan Myanmar. Di sela-sela sidang umum ke-74 PBB, JK mengajak Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk memberi bantuan kemanusiaan ke dua negaratersebut.
ADVERTISEMENT
JK juga menyebut perlu ada bantuan ekonomi untuk masyarakat Myanmar di Rakhine State. Hal itu penting agar masyarakat di sana memiliki mata pencaharian yang baik.
"Mereka harus didukung (ekonomi). Saya ingin mendengar dari Anda tentang kemungkinan kerja sama yang bisa kita lakukan bersama di Rakhine State dan Cox Bazaar," kata JK dalam keterangannya di sela pertemuan dengan Presiden ICRC, Peter Maurer, di Markas PBB, New York, AS, Selasa (25/9).
JK pun menuturkan, Indonesia tengah menaruh perhatian dan mencoba menjadi juru damai konflik di Afghanistan dan Myanmar. Indonesia, kata JK, tak dipengaruhi dengan kepentingan apa pun dari luar dalam proses damai itu.
"Dua masalah yang menjadi perhatian kami. Pertama di negara bagian Rakhine, bagi Indonesia repatriasi sukarela, aman, dan bermartabat adalah prioritas," ujar JK yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia.
ADVERTISEMENT
JK menyebut bantuan untuk etnis Rohingya di Myanmar juga dilakukan oleh sejumlah negara ASEAN lainnya. Sehingga etnis Rohingya bisa memperjuangkan haknya.
"ASEAN juga membantu Myanmar menyebarluaskan informasi tentang persiapan pemulangan di Cox Bazaar," ujarnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Sidang Umum PBB, New York, AS. Foto: Dok. Tim Media Wapres
Adapun terkait konflik di Afghanistan, JK menegaskan Indonesia berkomitmen dalam upaya perdamaian antara Afghanistan dan Taliban.
"Indonesia yakin bahwa Indonesia dan ICRC dapat bekerja sama di Afghanistan," kata Jusuf Kalla.
Diketahui Afghanistan dilanda konflik berkepanjangan selama 18 tahun. Perang sipil dengan Taliban ini diprediksi akan menambah daftar panjang korban tewas dari masyarakat sipil.
Berdasarkan laporan PBB pada tahun ini, jumlah warga sipil yang tewas akibat perang Afghanistan mengalami peningkatan. Kematian warga sipil pada 2019 melonjak menjadi 3.804 atau meningkat 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah korban tewas termasuk di antaranya 927 anak-anak.
ADVERTISEMENT