JK: Dulu Mencela Atap Rumah Guru Saja Tak Boleh, Apalagi Melawan

7 Februari 2018 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla hadir di acara Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan Nasional 2018 di Pusdiklat Kemendikbud, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Dalam pidatonya, JK sempat menyinggung soal kasus penganiayaan guru oleh murid di Sampang, Madura, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
JK mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa guru kesenian tersebut.
"Sebelumnya kita sampaikan doa atas meninggalnya seorang guru di Madura yang telah berjuang walau gaji Rp 400 ribu (per bulan). Walau dapat musibah seperti itu dari muridnya sendiri," tutur JK, Rabu (7/2).
Menurut JK, penganiayaan yang dilakukan oleh murid tersebut menunjukkan dunia telah berubah. Siswa-siswa kini banyak yang berani melawan gurunya.
Jusuf Kalla di Rembuknas Pendidikan dan Kebudayaan (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla di Rembuknas Pendidikan dan Kebudayaan (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Padahal, menurut JK, zaman dulu, siswa-siswa di sekolah amat patuh dengan guru mereka.
"Kalau dulu di kampung saya, ada adat yang mengatakan mencela atapnya rumah guru saja tidak boleh, apa lagi melawan guru. Faktor-faktor ini tentu menjadi bagian bagaimana kita memajukan pendidikan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu, turut hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.
Kasus penganiayaan guru di Sampang bermula saat seorang guru bernama Ahmad Budi Cahyono dianiaya oleh siswanya MH, saat pelajaran seni lukis berlangsung pada Kamis (1/2).
Saat itu, Budi menegur MH karena tak mengikuti pelajaran dengan baik dan justru mengganggu teman-temannya yang sedang melukis. Ahmad juga sempat mencoret pipi MH yang sebagai bentuk teguran.
Bukannya meminta maaf, MH justru tak terima dan memukul kepala Budi. Akibat kejadian itu, sore harinya Ahmad merasa sakit kepala dan dirujuk ke RSUD Dr Soetomo.
Setelah melewati kondisi koma, korban mengembuskan napas terakhirnya di ruang ICU RSUD Dr Soetomo pada Kamis (1/2) malam pukul 21.40 WIB.
ADVERTISEMENT