JK Ingatkan Said Aqil: Khatib dan Imam Tidak Dibatasi Organisasi

29 Januari 2019 15:00 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ikut mengkritik Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj, yang menyerukan agar masjid-masjid, kementerian agama, dan KUA dikuasai oleh kader NU. Selain itu dianggap salah.
ADVERTISEMENT
JK yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), mengingatkan bahwa imam salat dan khatib dipilih bukan berdasarkan golongannya, tapi kemampuannya.
"Dalam hukum Islam itu yang jadi imam, yang jadi khatib, itu orang yang mampu, dan orang yang mampu itu tidak punya batasan organisasi. Jadi ya kurang tepat kalau dilakukan dalam skala organisasi, tapi siapa yang mampu. Seperti halnya bagus, apa, siapa sajalah, begitu kan," ucap JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (29/1).
KH Said Aqil (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
KH Said Aqil (Foto: wikimedia commons)
Begitu juga kata JK, untuk posisi atau jabatan lain, tidak dilihat dari latar belakang organisasinya, tapi kompetensi.
Dalam seruan terbukanya, Said Aqil juga meminta warga NU menguasai kementerian agama dan KUA.
"Jadi kalau disebut bahwa imam yang punya kompetensi ya silakan, tapi tidak dalam garis organisasi-organsasi apa pun. Di Indonesia kan begitu banyak organisasi," kata JK.
ADVERTISEMENT
JK berharap Said Aqil mengklarifikasi ucapannya agar tak memicu kegaduhan. "Ya tentu harus diklarifikasi. Saya yakin beliau arif untuk mengklarifikasi bahwa dalam hukum agama tidak terbatas hanya dari NU contohnya, tapi yang lain juga," pungkasnya.
Presiden RI Joko Widodo bersama sang istri, Iriana Widodo, Pada Acara Harlah Muslimat NU di GBK, Minggu (27/1). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI Joko Widodo bersama sang istri, Iriana Widodo, Pada Acara Harlah Muslimat NU di GBK, Minggu (27/1). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Sebelumnya, Said Aqil menolak meminta maaf dan menarik ucapannya soal seruan agar kementerian hingga masjid dikuasai oleh NU. Alih-alih mengklarifikasi, Said Aqil juga menantang pihak yang mengkritiknya.
“Sekjen majelis ulama meminta saya mencabut ungkapan saya kemarin, saya atau NU bukan bawahan ulama, tidak ada hak mereka perintah-perintah saya,” kata Said lantang saat membuka acara Rakornas Lembaga Dakwah Nahdlahtul Ulama (LDNU) se-Indonesia di Auditorium Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1).
“Ketua PBNU harus nekat, tidak boleh takut kepada siapa pun, kecuali sama istri saya, itu pun kadang-kadang,” ujarnya disusul tawa para hadirin.
ADVERTISEMENT
Sedangkan seruan Said Aqil disampaikan saat peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (27/1). Said menyerukan kader-kader NU berperan secara lebih luas, dan harus menguasai lembaga-lembaga keagamaan.
"Supaya berperan di tengah tengah masyarakat, peran apa syuhudan diniyan, peran agama harus kita pegang. Di masjid, KUA harus dipegang dari NU. Kalau enggak dari NU, salah semua," kata Said Aqil di hadapan kurang lebih 100 ribu peserta.