JK ke Diaspora Indonesia: Harus Jadi Virus Baik di Dalam Negeri

19 Agustus 2019 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para peneliti Diaspora di Kantor Wapres. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para peneliti Diaspora di Kantor Wapres. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka Simposium Cendekia Kelas Dunia (SCKD) 2019. Di hadapan 52 peneliti dari Diaspora Indonesia, JK meminta mereka membawa pengaruh baik yang jadi kebiasaan di luar negeri ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Otak kita, saya kira tidak kekurangan, dengan otak (orang) India, dengan otak China dengan otak Jepang dan sebagainya. Yang soal ini bagaimana suatu budaya maju Anda tularkan. Anda semua jadi virus baik untuk kita semua di dalam negeri," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (19/8).
Para peneliti yang datang ini umumnya berasal dari Inggris hingga Amerika Serikat. Mereka ada yang bekerja dan menjadi peneliti di luar negeri. Diaspora Indonesia diundang menghadiri simposium untuk berdiskusi terkait perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para peneliti Diaspora di Kantor Wapres. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
JK mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini butuh budaya baru. Contohnya, budaya menyeberang yang tertib dan baik. Para akademisi yang menimba ilmu di luar negeri harus memberi contoh baik ke masyarakat yang didapat dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Kita butuhkan sekarang suatu budaya baru. Kadang juga kalau saya ke luar negeri, pasti lampu merah saya berhenti menunggu. Tapi begitu kembali ke Indonesia kiri kanan (orang) ah enggak ada orang, maju," kata JK.
"Begitu juga dosen-dosen yang dikirim ke luar negeri, penuh semangat tapi begitu 1 sampai 2 tahun berubah kembali ke budaya lokal. Tidak memberi perubahan, dia berubah," timpalnya.
Wapres Jusuf Kalla. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara dalam kesempatan yang sama, Menristekdikti M Nasir meminta Diaspora Indonesia untuk membangun jaringan yang besar dan membimbing para mahasiswa di perguruan tinggi dalam negeri.
"Bagaimana diaspora di luar negeri masuk Indonesia membantu perguruan tinggi Indonesia tak sekadar riset bersama tapi membimbing mahasiswa Indonesia membangun networking," jelasnya.
Para Diaspora Indonesia juga baru saja bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Ada sekitar 35 anggota Diaspora Indonesia yang bertemu Jokowi, beberapa di antaranya seperti Hanung Bramantyo, Budiman Sujatmiko, hingga Dini Purwono.
ADVERTISEMENT
Mereka ingin membantu peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.