JK Minta Menteri Kerja Sama Turunkan Angka Stunting di Bawah 20 Persen

14 Oktober 2019 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan pers di RSPAD, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan pers di RSPAD, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat penanganan stunting anak akibat gizi buruk. Dalam rapat itu ia meminta angka stunting turun di bawah 20 persen.
ADVERTISEMENT
Rapat digelar bersama Menkominfo Rudiantara, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo.
"Ada 23 Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam percepatan cegah stunting ini. Saya berharap semuanya bekerja keras untuk menuntaskan apa yang telah menjadi target bersama yakni angka prevalensi turun dibawah 20 persen," ungkap Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Senin (14/10).
Pemerintah telah menetapkan 160 kabupaten/kota menjadi wilayah prioritas penanganan stunting. Tahun 2020 pemerintah kembali akan menambah jumlah wilayah prioritas penanganan menjadi 260 daerah.
Sehingga penanganan stunting diharap bisa dilakukan 514 kabupaten/kota di Indonesia sampai akhir tahun 2024. Ia meminta seluruh kementerian dan lembaga ikut membantu Kementerian Kesehatan menekan angka stunting di Indonesia.
"Anggaran ada, SDM ada, tinggal bagaimana seluruh kementerian atau lembaga mengkovergensikan program-program yang digelontorkan hingga tingkat desa. Saya pribadi optimistis jika seluruh program yang direncanakan berjalan lancar, angka stunting Indonesia akan banyak terkoreksi," ujarnya.
Rapat koordinasi penanganan stunting di Kantor Wakil Presiden, Senin (14/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Ketiga kementerian yang ikut rapat dengan JK juga meluncurkan 3 aplikasi mencegah stunting. Ketiganya yaitu Anak Sehat milik Kemkominfo, e-PPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) milik Kementerian Kesehatan hingga e-HDW (Humas Development Worker) milik Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kerja sama itu, Nila Moeloek menargetkan angka stunting di Indonesia bisa turun hingga di bawah 30 persen. Sebagai catatan, tahun 2018, presentase stunting anak-anak khususnya yang berusia di bawah 5 tahun akibat gizi buruk mencapai 30,8 persen.
"Kemarin kan 30,8 jadi turun 1,5 persen. ini baru satu tahun. Dengan kita kerja sama koordinasi seperti ini, jadi kita harap nanti kalau ini berjalan baik koordinasi ini angka ini turun terus itu yang kita harapkan," katanya.
"Insyaallah kalau (turunnya) 1,5 persen turun sekarang, satu tahun (saja) dengan cara seperti ini, ini malah lebih baik lagi dengan sistem pencatatan android atau elektronik. Kita harapkan (turun) 1,5 persen, (lalu) kali lima (tahun) kan (penurunannya) 7,5 persen," kata Nila.
ADVERTISEMENT