JK: Tak Ada Intervensi Rusia dalam Pilpres 2019

6 Februari 2019 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla Foto: Prima Gerhard S/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla Foto: Prima Gerhard S/kumparan
ADVERTISEMENT
Wapres Jusuf Kalla (JK) menegaskan tidak ada intervensi Rusia dalam pilpres yang akan digelar pada April mendatang. Menurutnya, istilah 'propaganda Rusia' yang dilontarkan oleh capres Joko Widodo bukan merujuk pada sebuah negara.
ADVERTISEMENT
"Tidak. Itu kata jenis itu, bahwa propaganda macam itu, (yang) sejenis, apa yang mungkin. Rusia kan pernah negara sosialis berat, komunislah, jadi cara berkampanye memang meyakinkan orang," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (6/2).
"Jadi bukan menyinggung Rusia sebagai negara, tapi sebagai kata jenis. Begitu, kan," tegasnya.
JK menjelaskan, penggunaan kata 'Rusia' dalam pidato Jokowi sama halnya dengan penggunaan kata 'bika Ambon'. Sebab, jika orang-orang akan langsung paham jika yang dimaksud bukan Ambon sebagai nama tempat, melainkan bika sebagai nama makanan.
"Tidak semua dewan pengarah itu tahu apa yang disampaikan Pak Jokowi, tapi maknanya bukan. Katakanlah, 'oh makanan Makassar', berarti makanannya, bukan Makassarnya. Jadi yang dimaksud propaganda Rusia itu jenisnya, bukan (negara) Rusianya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
JK menyebut, sebenarnya hal tersebut wajar saja dilakukan saat kampanye oleh paslon yang bertarung. Sebab, selama kampanye para calon akan berusaha meyakinkan masyarakat agar memilihnya.
Jusuf Kalla di Silaturahmi Partai Golkar Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Namanya kampanye kan memang propaganda, kalau bukan propaganda bukan kampanye namanya. Propaganda itu menyakinkan orang akan sikap atau hal yang kita ingin menangkan," kata JK.
Istilah 'propaganda Rusia' sebelumnya dilontarkan Jokowi saat bertemu pengusaha kayu dan mebel di Pabrik Gula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jateng, Minggu (3/2). Saat itu, Jokowi menyebut ada pihak yang menggunakan strategi propaganda Rusia untuk menyebarkan hoaks kepadanya.
"Teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat, masyarakat menjadi ragu," kata Jokowi.
Istilah propaganda Rusia populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel "The Russian 'Firehose of Falsehood' Propaganda Model" pada 2016. Menurut artikel tersebut, propaganda Firehose of Falsehood atau semburan kebohongan ini digunakan dalam pemilu di Brazil, Mexico, dan Venezuela.
ADVERTISEMENT