Joko Avianto Jawab Isu Soal Seni Bambu di HI Mirip Orang Bercinta

17 Agustus 2018 20:49 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). (Foto: Nadia K Putri/kumparan)
ADVERTISEMENT
DKI Jakarta memiliki pemandangan baru di sekitar Bundaran HI, yakni 'Getah Getih', sebuah karya seni berbahan dasar bambu yang merupakan karya seniman Joko Avianto. Karya tersebut pertama kali dipertunjukkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui akun media sosialnya pada Rabu (16/8).
ADVERTISEMENT
Instalasi bambu berbentuk tali tambang yang sarat akan makna dan filosofi tentu menuai berbagai komentar dari masyarakat. Salah satunya, jika dilihat dari sudut pandang tinggi akan telrihat seperti dua orang yang sedang bercinta.
Sontak pemandangan tersebut ramai dibicarakan di media sosial. Namun, Joko yang mengerjakan karya tersebut selama kurang lebih seminggu mengaku tak ambil pusing atas komentar-komentar masyarakat.
"Ya masing-masing orang kan punya persepsinya masing-masing. Kalau saya, saya pikir saya enggak dimaksudkan seperti itu (orang bercinta) kalau terus terang. Kebetulan memang berbentuk seperti yang dimaksudkan orang-orang itu," kata Joko saat dihubungi kumparan, Jumat (17/8).
Menurutnya, persepsi yang beredar merupakan sesuatu yang wajar dan justru membuka pandangan-pandangan lainnya. Meski begitu, Joko melihat masyarakat masih banyak yang melihat karya-karya seni rupa kontemporer, salah satunya karya bambu miliknya yang dinilai mirip dengan orang bercinta.
ADVERTISEMENT
"Kalau di bidang saya sebetulnya sudah sangat terbiasa hal itu. Cuma publik seni di Indonesia itu masih belum sampai," ucap Joko.
"Kalau persepsi yang muncul di publik semacam itu ya kami di kalangan seni wajar aja, kita ketawa-tawa aja. Publik yang sebenarnya harus siap," lanjutnya.
Selain itu, Joko juga menyoroti warga yang protes soal anggaran pembuatan instalasi bambunya yang mencapai Rp 550 juta. Ia berujar karya-karya seni dengan harga yang lebih tinggi bahkan miliaran sudah biasa dalam dunia seni rupa.
"Mendengar angka misalnya secara angka Rp 550 juta itu saja masyarakat sudah kaget. Padahal di bilik-bilik Art Fair Jakarta karya-karya Rp 1 miliar, Rp 2 miliar itu biasa," tutur Joko.
ADVERTISEMENT
Ia kembali menegaskan karya seni bambunya di HI bukanlah seperti yang dimaksud orang-orang. Sebagai seorang seniman yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia seni, ia tak akan membuat karya yang sembarangan.
"Reputasi saya cukup panjang. Saya enggak mungkin serampangan. Saya enggak punya buat karya selain selalu (bentuk) abstraksi. Jadi menurut saya publik belum siap. Bukan masalah pendidikannya tinggi atau.... tapi saya menanggapinya cukup santai ya," pungkasnya.