Jokowi Akan Kirim Kades dan Perangkat Desa Studi ke Luar Negeri

23 November 2018 21:12 WIB
Jokowi hadiri sosialisasi dana desa untuk para kepala desa dan pendamping desa di Islamic Center Lampung Timur, Jumat (23/11/2018). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi hadiri sosialisasi dana desa untuk para kepala desa dan pendamping desa di Islamic Center Lampung Timur, Jumat (23/11/2018). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pembangunan di desa menjadi perhatian pemerintah, misalnya dengan adanya dana desa. Tak sampai di situ, Presiden Joko Widodo berencana mengirim kepala desa dan pendamping desa untuk studi banding ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Saya diskusi dengan Menteri Desa (Mendes), tahun depan kita coba beberapa kades, pendamping desa, Paud, Posyandu, kirim ke luar negeri untuk diberikan trainning 3 bulan biar melihat dan membandingkan," kata Jokowi saat bertemu kades se-Lampung di Islamic Center Lampung Timur, Jumat (23/11).
Menurutnya, studi banding itu merupakan pemacu agar kades dan pendamping desa berinovasi memajukan desanya. Selain itu, program ini juga untuk meyakinkan bahwa masyarakat desa Indonesia juga bisa semaju di luar negeri.
"Saya mau kirim besar-besaran, tapi saya mau melihat cara bertani di Thailand gimana, di Jepang gimana, apa yang mereka lakukan jika desa di sana maju. Kita juga bisa kok," ujar Jokowi.
Jokowi Pada Acara Pengelolaan Dana Desa Se-Jawa Tengah di Semarang (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi Pada Acara Pengelolaan Dana Desa Se-Jawa Tengah di Semarang (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
"Kalau ada pesaing baru gemeregah, baru semangat. Kalau enggak melihat yang lain, dipikir kita sudah di depan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait dana desa, Jokowi mengatakan bahwa uang tersebut tak hanya bisa digunakan untuk membangun infrastruktur. Akan tetapi juga meningkatkan perekonomian warga dengan memanfaatkan potensi wilayah.
Ia mencontohkan beberapa desa wisata Ponggok di Jateng yang kini memiliki omzet setahun Rp 14 miliar. Serta desa wisata Nglangeran di Gunungkidul yang memiliki omzet Rp 4 miliar per tahun. Kedua desa itu mengembangkan wisata.
"Sehingga masyarakat bisa kerja di sana, itu yang perlu kita pacu agar pemberdayaan ekonomi betul-betul ditingkatkan," pungkasnya.