news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi Bantah Anti-Ulama: Saya Milih Cawapres Saja KH Ma'ruf Amin

19 Desember 2018 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan mahasiswa asal Jombang di Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan mahasiswa asal Jombang di Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi lagi-lagi meluruskan berbagai isu yang menerpanya jelang Pilpres 2019. Kali ini, Jokowi menjawab berbagai tudingan yang dialamatkan kepadanya saat menerima deklarasi ulama se-Madura di Gedung Rato Ebu, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Jokowi membantah bahwa ia adalah presiden yang anti-Islam. Menurut dia, selama ini, selalu mengeluarkan kebijakan yang pro Islam.
"Presiden itu (disebut) antiulama, lho, lho, lho. Saya itu masuk ke ponpes berapa kali. Hari ini dengan ulama, kemarin saya masuk Ponpes Tebuireng, Ponpes Tambakberas, Ponpes Darul Ulum, Ponpes Bahrul Ulum," ujar Jokowi di lokasi, Rabu (19/12).
"Dan yang menerbitkan Keppres Hari Santri tanggal 22 Oktober itu siapa? Lho, kalau kita antiulama enggak mungkin ada Hari Santri," lanjut Jokowi.
Tak hanya itu, untuk membuktikan tidak anti-Islam, Jokowi menjelaskan bahwa ia pun memilih cawapres yang merupakan tokoh Islam.
"Kita milih saja wakil presiden KH Prof Ma'ruf Amin. Beliau Ketum MUI, beliau juga Rais Aam NU. Lah kok dibalik-balik. Ini kan dibalik-balik namanya. Kalau enggak saya jawab, dibolak-balik lagi," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi menegaskan bahwa ia akan menjawab berbagai isu yang menimpanya. Sebab, hoaks yang beredar berbanding terbalik dengan fakta sebenarnya. Termasuk juga isu bahwa ia adalah bagian dari PKI.
Ia pun menyampaikan keherannya bahwa ada 9 juta masyarakat yang percaya dirinya adalah PKI.
"Tugas saya menjelaskan semuanya ini. Ini ada yang mbolak-mbalik," tutur dia.
Terakhir, Jokowi berpesan bahwa masyarakat harus mendapatkan pendidikan politik yang baik. Salah satunya adalah dengan tidak membiarkan berbagai hoaks tumbuh subur di tahun politik ini.
"Inilah yang sering saya sampaikan, masyarakat harus diajarkan cara berpolitik yang beradab. Karena itu adalah nilai-nilai Islami," tutupnya.