Jokowi: Banyak Kepala Negara Minta Nelayan Dibebaskan, Kita Berdaulat

8 Mei 2018 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan  Susi Pudjiastuti bersama nelayan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Susi Pudjiastuti bersama nelayan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo bangga dengan wilayah kelautan RI yang menurutnya sudah berdaulat. Jokowi mengatakan, banyak kepala negara yang bercerita kepadanya tentang nelayan mereka yang ditangkap karena menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal itu diutarakan Jokowi saat bertemu dengan 350 nelayan se-Indonesia di Istana Negara Jakarta hari ini. Turut hadir dalam pertemuan itu Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti.
"Saya ketemu kepala negara, mereka menyampaikan nelayan kita ditangkap lagi. Ketemu lagi, 'pak nelayan kita ditangkap lagi dua di sini, mohon diberikan pengampunan, dibebaskan' begitu," ujar Jokowi di Istana Negara Jakarta, Selasa (8/5).
"Artinya sekarang mereka memandang kita. Artinya kedaulatan laut menjadi milik kita semuanya. Siapa berani sama Bu Susi," imbuhnya.
Dalam 3,5 tahun belakangan ini, lanjut Jokowi, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipimpin Susi telah menenggelamkan sedikitnya 363 kapal asing. Hal itu membuat mereka tak berani masuk lagi ke wilayah perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Bu Susi telah menenggelamkan kapal asing ilegal 363, enggak tahu sudah tambah belum. Padahal yang namanya kapal ilegal asing yang ada di laut yang wira-wiri hitungan kita 7 ribuan. Sekarang sudah tak berani lagi masuk ke Indonesia," ucapnya.
"Ada satu, dua, tiga, tapi ditangkap dan ditenggelamkan. Artinya, seharusnya yang dulu ikan-ikan ditangkap kapal ilegal, sekarang mestinya dinikmati Bapak (nelayan) semuanya. Kalau belum, artinya ikan-ikan belum berkembang biak lagi," imbuh Jokowi.
Jokowi tinjau rumah khusus nelayan di Pangandaran (Foto: Biro Pers Setpres/Laily Rachev)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi tinjau rumah khusus nelayan di Pangandaran (Foto: Biro Pers Setpres/Laily Rachev)
Berdasar laporan yang Jokowi terima dari Susi, jumlah tangkapan ikan para nelayan meningkat setelah gencar dilakukan penenggelaman terhadap kapal-kapal ikan asing tersebut.
Namun saat berkunjung ke Pangandaran, Jokowi mengaku masih ada nelayan yang mengeluh soal ikan-ikan yang menghilang. Hal itu menjadi PR bersama bagi pemerintah dan seluruh kementerian terkait, hingga masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saya baru dari Pangandaran. 'Pak dulu di sini ada ikan bawal putih, kakap, banyak sekali. Sekarang sangat sulit'. Nah, ini yang harus dikembalikan lagi. Agar ikan-ikan kembali. Tak hanya di Pangandaran, tapi di titik-titik lain juga," ujar Jokowi.
Susi Pudjiastuti tinjau keramba di Pangandaran. (Foto: Dok. Fika Fawzia)
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti tinjau keramba di Pangandaran. (Foto: Dok. Fika Fawzia)
Jokowi melanjutkan, di wilayah laut Indonesia banyak ditemukan kapal asing yang berlayar dengan memalsukan identitas. "Kita tahulah, ada kapal asing yang diatasnamakan nelayan kita. Saya orang lapangan, Bu Susi juga. Ngerti kita," ungkapnya.
Jokowi berjanji akan konsisten menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu ia meminta masyarakat percaya dengan kebijakan-kebijakan Susi terkait hal itu dan tak usah berpikir Susi bertindak atas kepentingan politik.
"Ini yang akan terus kita kerjakan secara konsisten. Apa sih sebetulnya, arahnya kemana. Arahnya untuk kita sendiri. Jangan dibelok-belokkin. Ada unsur politik, kepentingan-kepentingan. Enggak ada," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Mana ada sih Bu Susi ada kepentingan politik? Enggak ada. Kalau ada kepentingan terganggu iya, dulu enak sekarang enggak, iya. Tapi memang itu yang harus kita kerjakan," tutup Jokowi.