Jokowi: Baru Bicara Rektor Asing, Saya Langsung Disebut Antek Asing

18 September 2019 12:46 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo mengaku mencontoh langkah yang dilakukan Mohammad bin Zayed Al Nahyan, pangeran Uni Emirat Arab, soal pelibatan tenaga kerja asing, termasuk pendidik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengaku heran sebab rencananya mendatangkan rektor asing ke Indonesia justru menuai banyak kritik dan polemik. Bahkan, ada yang mengira pemerintahannya adalah antek asing.
"Saya dapatkan langsung dari Syeikh Mohammad, bahkan tahun ini di sana menyebut sebagai tahun toleransi, mereka mengundang talenta-talenta top dunia, CEO dan tenaga ahli, mengundang perguruan puluhan tinggi ternama di dunia, rektor tenaga asing," kata Jokowi di Hotel Double Tree Hilton, Jakarta Pusat, Rabu (18/9).
"Di sini, baru ide gagasan ada 4.700 akademi politeknik, universitas, perguruan tinggi, saya ngomong-ngomong dikit, gimana kalau kita pakai 3 universitas kita atau politeknik atau akademisi pakai rektor asing. Entar, belum. Baru bicara seperti itu sudah langsung 'Presiden Jokowi Antek Asing," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi yang banyak belajar dari kemajuan Uni Emirat Arab berpendapat, kunci keberhasilan dari negara tersebut adalah keterbukaan dan toleransi antar sesama. Ia mengetahui hal ini ketika berbincang dengan Syeikh Mohammad.
"Beliau cerita ke saya di mobil berdua, 'Presiden Jokowi dari Dubai ke Abu Dhabi masih naik unta, Indonesia sudah Holden dan Impala. Tapi mereka meloncat begitu cepatnya dan sovereign wealth fund 700 miliar dolar, 3 besar dunia. Menjadi ikon kemajuan dunia dengan kota termodern dan terindah kemajuan di dunia," ujarnya.
"Apa kuncinya? apakah SDA? saya yakin bukan yang utama, dan hal SDA indonesia lebih kaya dibanding Umi Emirat Arab. Mereka punya minyak kita juga punya, kita punya hutan dan kayu, kita punya tambang mineral batubara, lahan subur, kita punya. Menurut saya salah satu kunci utamanya keterbukaan dan toleransi, " ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Jokowi menilai sulit menerapkan keterbukaan dan toleransi di Indonesia selama masih ada pihak-pihak yang kerap berpikiran bahwa pemerintahannya adalah antek asing.
"Ternyata tidak mudah diterapkan di negara kita karena hal-hal yang saya sampaikan antek-antek tadi," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi menegaskan, seluruh warga Indonesia perlu memperkuat semangat Pancasila dalam berkehidupan. Dengan begitu, kemajuan bangsa akan terwujud pada akhirnya.