Jokowi: Bedakan Mana Fitnah, Kritik, dan Menghujat

21 Maret 2018 21:28 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal kritik dan hoaks dalam pidatonya di Rapimnas Perindo. Jokowi mengatakan, dalam manajemen negara, kritik memang diperlukan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Namun, ia menekankan kritik itu juga harus berdasar.
ADVERTISEMENT
"Kritik itu sangat perlu dalam kita berdemokrasi. Kritik itu sangat perlu. Tapi tentu saja kritik yang dengan sebuah data-data yang komplit," ucap Jokowi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
Jokowi juga mengatakan, kritik boleh dilontarkan asal dibarengi dengan solusi yang ditawarkan. Sebab, diharapkan kritik tersebut dapat menjadi perbaikan. "Tapi tentu saja kritik yang dengan sebuah data-data yang komplit, memberikan solusi, kemudian juga untuk sebuah perbaikan yang lebih baik," lanjut Jokowi.
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Jokowi mengatakan, kritik yang baik adalah kritik yang disertai dengan data dan solusi penyelesaiannya. Menurutnya, mengkritik juga berbeda dengan mencemooh.
Jokowi juga menyebut, masyarakat tak jarang kerap tak bisa membedakan mana kritik dan mana hujatan. Sementara negara ini, kata dia, hanya membutuhkan kritik dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Bedakan mana yang fitnah, mana yang kritik, mana yang menghujat, mana yang mengkritik, itulah yang kita harus belajar bersama-sama. Tapi kritik itu perlu dalam kita berdemokrasi," tuturnya.
Dalam pidatonya, Jokowi menyebut penyampaian kritik penting untuk disampaikan. Sebab, pemerintah tidak selamanya membuat kebijakan yang benar dan sesuai. "Yang dikritik itu juga penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada saat ini," ujarnya.
"Tapi tolong dibedakan kritik dengan cemooh, kritik dengan fitnah, kritik dengan nyinyir," lanjut Presiden.