Jokowi: Boleh Lihat K-Pop, Tapi Kita Punya Musik yang Lebih Bagus

4 Maret 2019 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di Kendari Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di Kendari Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Masuknya beragam budaya luar kerap dikhawatirkan akan mempengaruhi masyarakat dengan menghilangkan akar budaya Indonesia. Di hadapan 366 siswa SMA Taruna Nusantara, Presiden Joko Widodo meyakinkan tak perlu takut dengan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, sekolah telah menanamkan pendidikan karakter dan budi pekerti. Sehingga para siswa, khususnya masyarakat, tidak perlu takut budaya luar tersebut akan mengikis budaya Indonesia.
"Sekarang kan di sekolah diberikan pendidikan karakter, budi pekerti. Dan kalau kita sadar akan budaya kita sendiri, karakter ke-Indonesia-an yang kita miliki enggak perlu khawatir (hilang)," kata Jokowi di Ruang Garuda, Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (4/3).
Jokowi kemudian mencontohkan budaya Korea Selatan yang masuk ke Indonesia lewat K-Pop yang disukai anak muda. Jokowi menyebut tidak masalah jika masyarakat menyukai budaya Korea atau musik K-Pop. Namun, ia meminta masyarakat tidak lupa Indonesia juga memiliki beragam musik yang bagus dan berkualitas.
Presiden Jokowi berfoto bersama SMA Taruna Nusantara di Istana Bogor. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
"Kita boleh saja lihat K-Pop, boleh, tapi kita sendiri kan punya musik lebih bagus. Keroncong, dangdut, musik-musik Ambon sangat bagus, lagu-lagu daerah juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi mempersilakan masyarakat jika ingin menikmati ragam budaya lain. Namun, Jokowi kembali mengingatkan untuk jangan melupakan budaya Indonesia yang telah ditanamkan sejak usia dini. Sebab budaya itulah yang membentuk karakter masyarakat Indonesia.
"Budaya asing ya kalau mau nonton silakan. Mau komparasi enggak ada masalah, tetapi memang pendidikan karakter, budi pekerti, kesopan santunan, tata krama (kepaada) guru dan orang tua yang lebih senior, hal seperti ini terus ditumbuhkan sejak anak usia dini sehingga karakter tidak hilang di negara kita Indonesia, jelasnya.
"Kita harus memiliki keyakinan bahwa negara ini akan menjadi negara besar kuat ekonomi. Mulai dari hitung-hitungan baik bak dunia, Bappenas kita mengatakan (tahun) 2045 Indonesia menjadi negara ekonomi kuat 4 besar, terbesar di dunia. Artinya nanti adalah saudara-saudara dan para siswa yang akan memetik hasil diperjuangkan pendahulu kita," pungkasnya.
ADVERTISEMENT