Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar Bahas Konsep Islam Jalan Tengah

30 April 2018 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo membicarakan perkara Wasathiyah Islam dengan Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb dalam pertemuan di Istana Merdeka, Senin (30/4). Rencananya masalah ini akan dibahas dalam pertemuan antarulama di Bogor yang akan dimulai pada Selasa (1/5).
ADVERTISEMENT
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, mengatakan dalam pertemuan dengan Jokowi, Ath-Thayeb menegaskan bahwa wasathiyah adalah solusi masalah dunia.
"Goalnya adalah agar dunia Islam merevitalisasi wawasan wasathiyah Islam. Tadi Grand Syeikh Al Azhar dalam pertemuan dengan Bapak Presiden menyebutkan dalam bahasa Arab yang artinya, tidak ada solusi bagi problema peradaban dunia kecuali dengan wasathiyah Islam. Ini luar biasa," ungkap Din Syamsuddin.
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
Secara istilah, Islam wasathiyah adalah Islam yang pertengahan, tidak ekstrem ke kiri maupun ke kanan, tidak radikal dan ekstrem. Menurut Din, Indonesia dianggap berhasil dalam menampilkan wasathiyah Islam secara nyata, yaitu jalan tengah yang penuh toleransi, penyelesaian masalah dengan kompromi dan musyawarah.
ADVERTISEMENT
"Tidak main mengkafirkan pihak lain. Kira-kira wawasan semacam itulah yang terkandung dalam konsepsi wasathiyah Islam, yang bagi kita Indonesia ini patut untuk disyukuri, kalau ada masalah-masalah mungkin dapat diselesaikan dengan baik," kata Din.
Wasathiyah Islam akan menjadi tema utama dalam konferensi ulama dunia atau High Level Consultation of World Muslim Scholars (HLC-WMS) pada 1-3 Mei mendatang. Din mengatakan, ada 100 ulama dan cendekiawan Muslim yang hadir dalam acara itu, terdiri dari 50 orang dari luar negeri dan 50 dari dalam negeri.
Tidak hanya dari negara-negara Islam anggota OKI, ada juga para ulama dari Inggris, AS, Kanada, Australia, Jepang, Korea, dan China yang hadir. Mereka akan membahas konsepsi wasathiyah Islam dan bagaimana implementasinya, khususnya dalam konteks tantangan dan peluang peradaban global dewasa ini.
ADVERTISEMENT
"Indonesia ingin menampilkan, mengusulkan, bahwa wasathiyah Islam sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam Indonesia. Bahkan dapat dipandang rancang bangun NKRI yg berdasarkan sila ini," lanjut Din.
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Grand Syeikh Al Azhar di Istana Merdeka (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)